Liputan6.com, Gaza - Kasus COVID-19Â di dunia mencapai 162 juta kasus. Berbagai peristiwa geopolitik terjadi di tengah pandemi, seperti konflik di Jalur Gaza dan Israel.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Minggu (16/5/2021), berikut lima negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia:
Advertisement
Baca Juga
1. Amerika serikat: 32,9 juta kasus
2. India 24,3 juta
3. Brasil: 15,5 juta
4. Prancis: 5,9 juta
5. Turki: 5,1 juta
Sementara itu, Tepi Barat dan Jalur Gaza mencatat 303 ribu kasus COVID-19. Total kematian mencapai 3.423.
Sebelum konflik dengan Israel memanas, sebetulnya wilayah Gaza sudah kesulitan menghadapi pandemi. Hamas juga melakukan pembatasan sosial yang ketat selama Ramadhan 2021, termasuk membatasi jam masjid, meski tidak lockdown.
Beralih ke Indonesia, kasus sudah tembus 1,7 juta. Satgas COVID-19 mengkhawatirkan kasus bakal mencuat akibat mudik 2021, dan arus balik sudah mulai terjadi.
Negeri jiran Malaysia masih melaksanakan lockdown hingga awal Juni. Perbatasan antar wilayah dijaga ketat.Â
Sementara, kasus corona di China masih stabil, yakni 102 ribu kasus.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Doni Monardo Harap Penyekatan Mudik Cegah Pingpong Kasus COVID-19
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo berharap penyekatan mudik Lebaran 2021 sebagai upaya cegah 'pingpong' kasus COVID-19. Teori 'pingpong' yang dimaksud Doni adalah kasus aktif COVID-19 dapat berpindah-pindah antar-wilayah.
Kondisi terkini, Sumatera tengah terjadi peningkatan kasus COVID-19 selama sebulan terakhir. Apalagi Sumatera merupakan daerah tujuan pemudik, yang mana tercatat 440.014 orang melakukan perjalanan dari Pelabuhan Merak, Banten menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung.Â
"Data yang kami peroleh di Pelabuhan Bakauheni, ada 440.014 orang yang telah melakukan perjalanan dari Merak menuju ke Bakauheni dan diprediksi angka ini mungkin akan kembali (arus balik mudik) pada waktu yang relatif tidak terlalu lama. Mungkin dalam waktu yang relatif bersamaan," kata Doni di Lampung saat dialog Antisipasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Lonjakan Kasus COVID-19 Pasca Libur Lebaran, Sabtu (15/5).
"Sebagai tambahan, kami lihat bahwa betul Sumatera mengalalami tren kenaikan (kasus aktif COVID-19) selama satu bulan terakhir ini. Sementara itu, Jawa atau Pulau Jawa, kita lihat angkanya relatif melandai. Nah, kita tidak ingin ini teori pingpong terjadi (pergerakan kasus aktif dari Sumatera ke Jawa saat arus balik mudik)."
Sejumlah langkah antisipasi dilakukan agar tidak terjadi 'pingpong' kasus COVID-19, terutama arus balik mudik dari Sumatera ke Jawa. Mulai peningkatan petugas swab tes antigen sampai optimalisasi pos pemeriksaan.
"Semua langkah-langkah kesiapsiagaan antisipatif sudah dilakukan untuk meningkatkan seluruh sumber daya yang ada, termasuk petugas swab dari dearah akan diperkuat pusat. Kemudian mengoptimalkan seluruh kapal feri yang ada sebanyak 69 unit. Dermaga diminta semuanya beroperasi full sebanyak 7 darmaga," jelas Doni Monardo.
"Lalu logistik yang ada di semua pos-pos pemeriksaan, baik yang ada di ruas jalan tol maupun yang ada di non tol serta di Pelabuhan Bakauheni, kita harapkan bisa optimal, termasuk pembagian waktu petugas supaya bisa lebih optimal dikasih tiga shift, sehingga mereka tetap fresh."
Advertisement