Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari kenyataan bahwa para ilmuwan mengasosiasikan kebahagiaan dengan ucapan terima kasih, terkadang rasa syukur memiliki kelemahan.Â
Meskipun rasa syukur atas pekerjaan Anda bisa tulus dan otentik, seringkali hal itu salah tempat dan merupakan akibat dari tekanan untuk "bersyukur" atas pekerjaan.Â
Baca Juga
Dan rasa syukur tanpa pamrih dan wajib ini bisa menjadi bumerang bagi kita.
Advertisement
Menurut Bright Side, Selasa (18/5/2021) rasa syukur terkait pekerjaan ternyata memiliki kelemahan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari Anda.
Saksikan Video Berikut Ini:
Lebih Mentolerir Hal yang Membuat Tidak Bahagia
Banyak orang memiliki contoh dari masa kecil mereka yang dipaksa untuk merasa bersyukur atas sesuatu yang tidak mereka sukai. Beberapa diajar untuk menghargai apa yang dimiliki dan tidak mengeluh tentang itu.
Kemudian saar tumbuh dewasa dan melanjutkan cara berpikir ini sebagai orang dewasa di tempat kerja, menekan diri sendiri untuk mengungkapkan rasa syukur "Bisa jadi lebih buruk".
Anda mungkin berkata kepada diri sendiri dalam situasi yang sulit.Â
Tetapi jika Anda terlalu sibuk mendorong diri sendiri untuk bersyukur atas pekerjaan, Anda mungkin tidak menyadari bahwa sebenarnya pekerjaan itu membebani dan membuat Anda merasa mandek.
Advertisement
Digunakan untuk Menutupi Emosi Negatif
Saat memaksakan diri untuk bersyukur, Anda mungkin mulai menggunakan taktik "melewati rasa syukur " untuk menghindari dan menekan perasaan negatif.Â
Anda mengatakan kepada diri sendiri bahwa merasa bersyukur ketika benar-benar merasa sedih, stres, cemas, atau lelah.
Anda bisa saja melewatkan tanda bahaya yang seharusnya membuat khawatir bahwa ada sesuatu yang salah.
Jelas, ini tidak sehat, dan ini tidak memungkinkan Anda untuk melihat efek positif dari rasa syukur yang tulus saat mengalami sisi negatif dari penghindaran emosional. Akhirnya, perasaan negatif akan menyusul - kemungkinan dengan intensitas yang lebih tinggi.Â
Dengan mengganti perasaan ini dengan rasa terima kasih yang dipaksakan, Anda juga mengabaikan bagaimana perasaan tersebut dapat memotivasi diri untuk memperbaiki situasi.
Membuat Lebih Rentan terhadap Atasan
Rasa syukur yang salah tempat dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh pemberi kerja, baik untuk memanipulasi pekerja agar bekerja berlebihan atau untuk "memotong biaya," menggunakannya sebagai alasan untuk memberhentikan atau membayar Anda lebih sedikit.
Mereka tahu karyawan mereka tidak akan mengeluh atau berhenti karena mereka takut tidak akan mendapatkan pekerjaan baru. Jika orang bersyukur karena memiliki pekerjaan, hal ini dapat menghalangi mereka untuk membela hak-hak mereka yang sebenarnya.
Ini semua mengarah pada kerja berlebihan, meningkatkan stres, dan ketidakpuasan dengan pekerjaan dan hidup Anda.
Untuk menghindarinya, ingatlah bahwa Anda tidak berutang apa pun kepada majikan Anda; Anda tidak boleh bersyukur hanya karena mereka "membiarkan Anda" bekerja untuk mereka.
Â
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement