Sukses

Siklon Tauktae Sebabkan Kapal Tenggelam di Mumbai India, 127 Orang Hilang

127 orang hilang setelah sebuah kapal yang terapung di lepas pantai Mumbai, India tenggelam karena siklon Tauktae.

Liputan6.com, Mumbai - Sebanyak 127 orang hilang pada Selasa (18/5) setelah sebuah kapal yang terapung di lepas pantai Mumbai, India tenggelam selama siklon Tauktae. 

Hal itu disampaikan oleh Angkatan Laut India.

Dua kapal dan helikopter tim penyelamat pun dikerahkan untuk membantu pencarian ratusan orang tersebut.

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/5/2021) kapal itu membawa 273 orang ketika mulai berlayar pada Senin (17/5). Dikarenakan angin kencang yang melanda pantai barat India, memunculkan gelombang besar dan mengubah jalan menjadi sungai.

Kementerian Pertahanan India mengatakan bahwa 146 orang diselamatkan dari kapal, yang dioperasikan oleh perusahaan minyak milik negara mereka, dengan operasi diperkirakan akan berlanjut sepanjang hari dalam "kondisi laut yang sangat menantang".

Surat kabar India, Tribune, menggambarkan kapal itu sebagai tongkang yang digunakan untuk keperluan teknik dan kargo.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Otoritas Mumbai Pindahkan 600 Pasien COVID-19 untuk Dilindungi dari Badai

Siklon kolosal - yang terbesar yang melanda India dalam beberapa dekade - telah menewaskan banyak orang di Kerala, Goa, Maharashtra dan Gujarat saat angin besar menyapu rumah-rumah warga dan menumbangkan pohon serta tiang listrik.

Puluhan ribu orang yang terdampak siklon telah dievakuasi, sementara pihak berwenang di Mumbai memindahkan sekitar 600 pasien COVID-19 di rumah sakit lapangan "ke lokasi yang lebih aman".

Siklon Tauktae melanda wilayah Gujarat pada Senin malam sebagai "badai siklon yang sangat parah" dengan kecepatan hingga 185 kilometer per jam, menurut Departemen Meteorologi India.

Tauktae kemudian menjadi "badai siklon yang sangat parah" pada Selasa pagi (18/5) waktu setempat.

Sistem cuaca yang mematikan telah memperburuk respons India yang menghadapi lonjakan kasus Virus Corona, yang merengut sedikitnya 4.000 jiwa setiap hari, dan mendorong sistem kesehatan ke titik puncak.