Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan mendapati bahwa hiu menggunakan medan magnet bumi sebagai GPS (global positioning system) alami untuk membantu navigasi mereka dalam perjalanan lintas samudra.
Penelitian tersebut dimuat dalam jurnal Current Biology.
Baca Juga
Dalam laporan Associated Press, pada Minggu (16/5), para peneliti mengatakan bahwa eksperimen laboratorium laut dengan menggunakan spesies hiu kecil, mengonfirmasi spekulasi yang sejak lama muncul bahwa hiu menggunakan medan magnet sebagai alat untuk navigasi.
Advertisement
Adapun hewan lain yang ditemukan melakukan perilaku yang sama, seperti penyu.
Penelitian tersebut juga mengungkap mengapa hiu mampu menempuh perjalanan melintasi samudra dan menemukan jalan pulang untuk makan, berkembang biak dan melahirkan, kata Bryan Keller, salah seorang peneliti studi.
"Kita tahu bahwa hiu dapat merespons medan magnet," kata Keller, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (19/5/2021).
"Namun, kita tidak tahu bahwa mereka menggunakan medan magnet itu sebagai alat navigasi… ada hiu yang mampu melintasi jarak 20 ribu kilometer dan akhirnya kembali ke tempat yang semula," lanjutnya.
Para peneliti, sudah sejak lama memperhatikan pertanyaan tentang bagaimana hiu mampu melakukan migrasi jarak jauh.
Hiu melakukan perjalanan di lautan terbuka di mana mereka menggunakan ciri fisik seperti batu karang sebagai penanda.
Dalam upaya mencari jawabannya, para ilmuwan di Florida State University memutuskan untuk meneliti hiu bonnethead.
Hiu bonnethead, adalah sejenis hiu martil yang hidup baik di pesisir barat dan timur Amerika, dan kembali ke tempatnya semula setiap tahun.
Saksikan Video Berikut Ini:
Temuan yang Membuat Kemajuan
Para peneliti membiarkan 20 hiu bonnethead itu terekspos kondisi magnetik yang mirip dengan lokasi ratusan kilometer jauhnya dari tempat mereka ditangkap di Florida.
Kemudian, para ilmuan menemukan bahwa hiu-hiu tersebut mulai berenang menuju arah utara saat sinyal magnetik membuat mereka berpikir mereka berada di arah selatan dari arah yang seharusnya.
Meski tidak terlibat dalam penelitian tersebut, ilmuwan emeritus senior di Mote Marine Laboratory & Aquarium, Robert Heuter menyebut penemuan ini menarik.
Heuter pun membeberkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan bagaimana hiu-hiu tersebut menggunakan medan magnet untuk menentukan lokasi mereka dan apakah kelompok hiu yang lebih besar, yang melakukan migrasi jarak jauh juga menggunakan sistem serupa untuk navigasi.
"Pertanyaanya selalu: sekalipun hiu peka terhadap orientasi magnetik, apakah mereka menggunakan indera ini untuk navigasi di lautan, dan bagaimana caranya? Para peneliti telah membuat kemajuan dalam menjawab pertanyaan ini," kata Heuter.
Sementara itu, Keller mengatakan penelitian tersebut dapat membantu penyelidikan tentang sejumlah spesies hiu, yang mengalami penurunan.
Dalam sebuah studi pada 2021 ini, banyak jenis hiu laut dan ikan pari yang ditemukan mengalami penurunan populasi hingga lebih dari 70 persen antara 1970 dan 2018 di seluruh dunia.
Ketergantungan hiu bonnethead terhadap medan magnet bumi, menurut para peneliti, juga dimiliki oleh spesies hiu lainnya.
Hiu-hiu itu seperti hiu putih, yang juga melakukan perjalanan lintas samudra.
Dikatakan juga oleh Keler, bahwa sangat kecil kemungkinan jika hiu bonnethead memiliki kepekaan magnetik sementara hiu lain tidak.
Advertisement