Liputan6.com, Gaza - Petugas medis di Palestina menjadi saksi kengerian saat situasi negara tersebut dengan Israel semakin memanas. Dr Natalie Thurtle, koordinator Medicines Sans Frontiers, mengatakan kepada The Sun Online tentang kondisi yang "benar-benar tidak manusiawi" karena klinik mereka di Kota Gaza rusak akibat serangan udara Israel.
Kekerasan telah berkecamuk antara Israel dan Palestina selama dua minggu terakhir karena protes dan kerusuhan berubah menjadi serangan udara dan serangan roket, demikian dikutip dari The Sun, Rabu (19/5/2021).
Advertisement
Dr Thurtle, yang berbasis di Yerusalem, mengatakan kepada The Sun Online bahwa tim MSF di Jalur Gaza bekerja dalam shift 24 jam nyaris putus asa dalam membantu korban terluka.
Dia mengatakan, sistem kesehatan "tidak mungkin mengatasi" krisis saat ini dan menyerukan diakhirinya kekerasan, atau setidaknya gencatan senjata sehingga persediaan medis yang menipis dapat diisi kembali.
Darah menipis, ambulans berjuang untuk melewati jalan yang dibom, rumah sakit dan klinik telah rusak, dan Gaza sekarang dikhawatirkan berada di jalur wabah COVID-19.
Potret anak-anak yang mengalami luka atau bahkan meninggal juga menjadi sorotan banyak pihak. Banyak dari mereka yang jadi korban atas situasi di Israel dan Palestina.
Saat ini diperkirakan 212 orang - termasuk 61 anak-anak - telah tewas di Gaza, dengan lebih dari 1.300 orang terluka.
Israel melancarkan serangan udara terhadap Palestina sebagai tanggapan terhadap militan Hamas yang menembakkan roket ke arah mereka dari Jalur Gaza.
Pasukan Israel bersikeras mereka berusaha untuk menyerang pasukan dan pemimpin teroris - tetapi kerusakan tambahan meningkat di tengah kekhawatiran krisis kemanusiaan baru di Gaza, Palestina.
Kondisi di tengah Pandemi COVID-19
Pusat pengujian COVID-19 di Gaza telah hancur dan sekitar 40.000 orang kini mengungsi dan mencari perlindungan.
Dr Thurtle memperingatkan virus mematikan itu "kemungkinan besar akan menyebar".
WHO mengatakan bahwa hanya 38.000 orang di Gaza dari dua juta telah menerima suntikan vaksin pertama, kurang dari dua persen dari populasi.
Ini sangat kontras dengan Israel yang telah memberikan lebih dari 60 persen populasi dosis pertama mereka.
MSF mengatakan, Gaza sedang didorong ke "tepi malapetaka".
Advertisement