Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak mengindahkan instruksi Presiden AS Joe Biden untuk meredakan krisis di Gaza, Palestina. Netanyahu berkata akan terus menyerang.
Menurut laporan AP, Kamis (20/5/2021), PM Netanyahu mengapresiasi dukungan dari Amerika Serikat, tetapi ia berkata akan meneruskan kebijakan di Gaza agar "ketenangan dan keamanan" akan kembali ke rakyat Israel.
Advertisement
Baca Juga
"(Saya) bertekad melanjutkan operasi ini hingga tujuan-tujuannya terpenuhi," ujar Netanyahu.
Keputusan Netanyahu muncul tidak lama setelah Joe Biden menegaskan agar ada de-eskalasi signifikan menuju gencatan senjata.
Posisi Biden saat ini juga sedang "terjepit" secara politik, sebab ada elemen politisi muda dari Partai Demokrat AS yang terus mengkritik Israel. Beberapa anggota DPR seperti Alexandria Ocasio-Cortez (AOC), Ilhan Omar, dan Rashida Tlaib, secara tegas mengecam Israel, serta meminta Biden berbuat lebih untuk melindungi Palestina.
Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, menyebut sudah ada negosiasi di balik pintu untuk gencatan senjata. AS berkolaborasi dengan negara timur tengah seperti Mesir dan Tunisia dalam proses ini, sebab dua negara itu dianggap punya pengaruh terhadap Hamas yang merupakan salah satu pihak yang bertikai.
AS Anggap Hamas sebagai Teroris
Jubir Jen Psaki, mengimbau bahwa Hamas adalah organisasi teroris. Psaki berkata Hamas tak punya justifikasi untuk menembakan roket-roket ke Israel.Â
"Saya pikir ini juga penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa Hamas adalah organisasi teroris," ujar Jen Psaki pada Jumat lalu (14/5).
Lebih lanjut, jubir Gedung Putih berkata bahwa Hamas bukanlah perwakilan dari rakyat Palestina yang terluka. Ia lantas mengkritik serangan Hamas ke Israel.
"Hamas tidak mewakili pandangan para keluarga, orang-orang yang menderita, semua rakyat Palestina yang menderita akibat kekerasan ini. Tapi tidak ada justifikasi untuk 1.500 roket dari Hamas yang menarget masyarakat di Israel," jelas Psaki.
Jen Psaki berkata pemerintah Joe Biden terus berusaha agar perdamaian terjadi antara Palestina dan Israel. Negosiasi disebut berlangsung di balik pintu agar lebih efektif.
Advertisement