Liputan6.com, Tehran - Serangan Hamas terhadap Israel mendapat dukungan penuh dari Garda Revolusi Iran. Mereka berkata sedang melihat lahirnya Palestina baru karena melawan Israel dengan roket.
"Hari ini kita melihat kelahiran Palestina baru," ujar Mayjen Hossein Salami di Imam Hossein Square, Tehran, dilansir France24, Kamis (20/5/2021).
Advertisement
Baca Juga
"Israel baru juga muncul, yaitu yang patah arang, frustasi, murung, yang kehilangan kepercayaan diri," lanjut Mayjen Salami dalam acara pro-Palestina di Tehran.
Mayjen Hossein memimpin bagian ideologi di militer Iran. Ia berkata bahwa pertempuran di Palestina melambangkan "pertempuran umat Muslim melawan arogansi dunia."
Ucapan Iran ini muncul di tengah meningkatnya dorongan untuk gencatan senjata, termasuk dari Presiden AS Joe Biden.
Korban jiwa dari pihak Palestina sudah tembus 200 orang. Sementara, jumlah kematian di Israel sejumlah 12 orang.
Abaikan Joe Biden, PM Israel Lanjut Serang Palestina di Gaza
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak mengindahkan instruksi Presiden AS Joe Biden untuk meredakan krisis di Gaza, Palestina. Netanyahu berkata akan terus menyerang.
Menurut laporan AP, Kamis (20/5/2021), PM Netanyahu mengapresiasi dukungan dari Amerika Serikat, tetapi ia berkata akan meneruskan kebijakan di Gaza agar "ketenangan dan keamanan" akan kembali ke rakyat Israel.
"(Saya) bertekad melanjutkan operasi ini hingga tujuan-tujuannya terpenuhi," ujar Netanyahu.
Keputusan Netanyahu muncul tidak lama setelah Joe Biden menegaskan agar ada de-eskalasi signifikan menuju gencatan senjata.
Posisi Biden saat ini juga sedang "terjepit" secara politik, sebab ada elemen politisi muda dari Partai Demokrat AS yang terus mengkritik Israel. Beberapa anggota DPR seperti Alexandria Ocasio-Cortez (AOC), Ilhan Omar, dan Rashida Tlaib, secara tegas mengecam Israel, serta meminta Biden berbuat lebih untuk melindungi Palestina.
Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, menyebut sudah ada negosiasi di balik pintu untuk gencatan senjata. AS berkolaborasi dengan negara timur tengah seperti Mesir dan Tunisia dalam proses ini, sebab dua negara itu dianggap punya pengaruh terhadap Hamas yang merupakan salah satu pihak yang bertikai.
Advertisement