Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi menghadiri pertemuan Majelis Umum PBB ke-67 di New York, Amerika Serikat pada Kamis (20/5/2021).
Pertemuan Majelis Umum PBB kali ini membahas tentang situasi di Timur Tengah, termasuk Palestina.
Baca Juga
Dalam pernyataannya di pertemuan yang melibatkan 95 negara itu, Menlu Retno menyampaikan, bahwa "Keamanan dan kesejahteraan umat manusia selalu menjadi prioritas nomor satu kami".
Advertisement
Menlu Retno pun menyerukan agar dihentikannya kekerasan kepada warga Palestina, dan adanya gencatan senjata, untuk menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak.
"Kita semua mengetahui bahwa konflik ini asimetris alam antara Israel, sebagai penekan, yang menduduki kekuasaan dan Palestina, yang dijajah dan terus menerus ditekan," ujar Menlu Retno.
"Penjajahan adalah masalah inti," sebut Menlu Retno, merujuk pada situasi yang dialami Palestina ketika menghadapi kekerasan di Gaza dan insiden pengusiran warga di permukiman Sheikh Jarrah.
Dilanjutkannya, "Masyarakat internasional berhutang kepada bangsa Palestina - Sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda, untuk hidup berdampingan dan setara dengan kita semua".
"Pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan aksi dari kita," tambah Menlu Retno.
Indonesia Ingin Dunia Cegah Korban Anak-anak Bertambah
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno juga menyebut momen di mana seorang anak Palestina yang selamat dari reruntuhan rumahnya yang rubuh, akibat terhantam serangan udara Israel.
"Saya yakin bahwa kita semua tersentuh ketika melihat foto-foto bayi berusia dua bulan yang terluka dan dikeluarkan dari reruntuhan saat keluarganya terbaring tanpa nyawa," beber Menlu Retno.
"Satu pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri yaitu: berapa lama lagi kita akan membiarkan kejahatan tersebut berlangsung," lanjutnya.
Dilansir Anadolu Agency, setidaknya 227 warga Palestina telah tewas, termasuk 64 anak-anak dan 38 perempuan, serta 1.620 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di seluruh wilayah yang diblokade sejak 10 Mei, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sementara itu, 28 warga Palestina, termasuk 4 anak-anak tewas di Tepi Barat akibat bentrokan dengan pasukan Israel.
Di Israel, 12 orang tewas akibat serangan roket dari Jalur Gaza.
Advertisement