Liputan6.com, Ottawa - Kanada telah memperpanjang larangan penerbangan penumpang dari India dan Pakistan selama 30 hari hingga 21 Juni sebagai bagian dari upayanya untuk memerangi COVID-19, kata Menteri Transportasi Omar Alghabra, Jumat (21/5).
Melansir Channel News Asia, Sabtu (22/5/2021), Alghabra mengatakan Kanada telah melihat "penurunan yang signifikan" dalam infeksi virus corona di antara penumpang maskapai yang tiba sejak Ottawa pertama kali mengumumkan larangan pada 22 April karena jumlah kasus di India melonjak.Â
Advertisement
Baca Juga
Langkah tersebut tidak mempengaruhi penerbangan kargo.
"Langkah-langkah yang sedang berlangsung ini akan tetap diterapkan untuk membantu melindungi warga Kanada dan untuk mengelola peningkatan risiko kasus impor COVID-19 dan varian yang menjadi perhatian," katanya dalam sebuah pengarahan.
Ketika vaksinasi meningkat di seluruh Kanada, jumlah kasus baru setiap hari telah turun 25 persen sejak pekan lalu dan sekarang rata-rata sekitar 5.000, wakil kepala petugas kesehatan masyarakat Howard Njoo mengatakan pada pengarahan.
Kasus COVID-19 di Kanada Meningkat
Provinsi tengah Manitoba telah terpukul parah oleh gelombang ketiga virus, mencatat tingkat infeksi tertinggi di seluruh Kanada dalam tujuh hari terakhir.
Perdana Menteri Brian Pallister mengatakan dia meminta Perdana Menteri Justin Trudeau pada hari Jumat untuk menyediakan perawat perawatan kritis, terapis pernapasan dan pelacak kontak. Pallister mengatakan Trudeau mengindikasikan dia akan memberikan semua dukungan yang dia bisa.
Kanada sejauh ini mencatat total 25.111 kematian akibat COVID-19 dan lebih dari 1,3 juta kasus secara keseluruhan.
Larangan penerbangan India dan Pakistan adalah bagian dari serangkaian pembatasan yang diberlakukan Kanada untuk menurunkan penularan virus, termasuk pembatasan perjalanan yang tidak penting melintasi perbatasan darat yang panjang dengan Amerika Serikat.
Kanada mengatakan pada hari Kamis bahwa langkah itu, yang pertama kali diterapkan pada Maret 2020, akan diperpanjang satu bulan lagi hingga 21 Juni.
Pejabat pemerintah mengatakan mereka tidak terburu-buru untuk membuka perjalanan melintasi perbatasan, dengan alasan perlunya melindungi kesehatan masyarakat.
Advertisement