Sukses

Hongaria Akan Cabut Peraturan Wajib Masker COVID-19 di Tempat Umum

Hongaria akan menghapus sebagian besar pembatasan COVID-19 yang tersisa, termasuk jam malam, segera setelah jumlah penerima vaksin mencapai lima juta orang pekan ini.

Liputan6.com, Budapest - Hongaria akan menghapus sebagian besar pembatasan COVID-19 yang tersisa, termasuk jam malam, segera setelah jumlah penerima vaksin mencapai lima juta orang pekan ini, kata Perdana Menteri Viktor Orban pada Jumat (21/5).

Orban mengatakan kepada radio pemerintah bahwa masker tidak akan perlu digunakan lagi di tempat umum, dan pertemuan hingga 500 orang sudah dapat digelar di udara terbuka. Acara-acara di dalam ruangan juga terbuka bagi mereka pemegang sertifikat vaksinasi.

"Ini artinya kita telah menaklukkan gelombang ketiga pandemi," kata Orban sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (22/5/2021).

Ia menambahkan bahwa tiba waktunya untuk mengatakan "selamat tinggal masker" di tempat umum.

Hongaria merupakan satu-satunya negara Uni Eropa yang merestui sekaligus menggunakan vaksin buatan Rusia dan China dalam jumlah besar --sebelum Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) memeriksa atau menyetujuinya.

Kebijakan itu memungkinkan Hongaria mencapai salah satu tingkat vaksinasi tertinggi Uni Eropa, dengan 50 persen dari sekitar 10 juta populasi mereka setidaknya telah disuntik dosis pertama.

Sebagian besar aspek industri jasa sudah kembali beroperasi, seperti hotel, restoran, spa, teater, bioskop, pusat kebugaran, serta tempat olah raga.

Orban kembali menegaskan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang penangguhan pembayaran pinjaman COVID sampai akhir Agustus, guna memungkinkan bank dan pemerintah melanjutkan pembicaraan dan menuntaskan rencana mengenai masa depan penangguhan tersebut.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

22 Mei 2021: Kematian Akibat COVID-19 di Amerika Latin dan Karibia 1 Juta

Kasus COVID-19 di dunia hingga 22 Mei 2021 telah mencapai 166.437.364 dengan 3.456.599 kematian.

Menurut data dari Worldometers, Sabtu (22/5), Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus tertinggi yakni 33.859.808 dan 603.382 kematian.

Berada di belakang AS, India dan Brasil juga berada di posisi teratas dengan jumlah masing-masing kasus 26,2 juta dan 15,9 kasus COVID-19.

Di Asia, India, Turki dan Iran mencatat kasus terbanyak, sementara Indonesia berada di posisi keempat.

Sementara di Eropa, Prancis, Rusia dan Inggris lah yang melaporkan kasus COVID-19 paling banyak.