Sukses

Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Proses Perdamaian Segera Dibahas

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza menandai hari ketiga pada Minggu (23 Mei).

Liputan6.com, Yerusalem - Gencatan senjata antara Israel dan Hamas menandai hari ketiga pada Minggu (23 Mei) ketika mediator berbicara kepada semua pihak tentang memperpanjang periode ketenganan usai pecahnya pertempuran terburuk dalam beberapa tahun.

Mesir telah beberapa mengadakan pembicaraan antara Israel dan Jalur Gaza, yang diduduki oleh Hamas, untuk mencoba mempertahankan gencatan senjata dan juga telah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, di Tepi Barat.

Menteri luar negeri Mesir juga akan bertemu dengan pejabat tinggi Yordania untuk membahas de-eskalasi dan cara untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di Timur Tengah.

Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk wilayah Palestina, Lynn Hastings mengatakan pada Minggu (23/5) bahwa PBB akan meluncurkan seruan untuk memperbaiki kerusakan di Gaza, di mana juga ada risiko penyebaran COVID-19.

"Eskalasi telah memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza, yang dihasilkan oleh hampir 14 tahun blokade dan perpecahan politik internal, di samping permusuhan yang berulang," kata Hastings, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (24/5/2021).

"Kami juga harus memastikan dukungan untuk terus menangani kebutuhan yang sudah ada, termasuk yang timbul dari pandemi yang sedang berlangsung," tambah Hastings.

Israel telah memblokade Gaza sejak 2007, mengatakan bahwa otoritasnya mencegah Hamas membawa senjata.

Sementara itu, menurut Hastings, PBB telah lama meminta Israel menghentikan blokade.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan bahwa Washington akan bekerja dengan badan-badan PBB untuk mempercepat bantuan kemanusiaan mencapai Gaza "dengan cara yang tidak mengizinkan Hamas untuk mengisi kembali persenjataan militernya".

 

 

2 dari 3 halaman

AS Fokus Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam sebuah wawancara televisi pada Minggu (24/5) mengatakan bahwa sementara pemerintahan Biden sekarang difokuskan pada bantuan, rekonstruksi dan diplomasi, diakhirinya kekerasan dapat membantu mengubah arah menuju perdamaian jangka panjang.

"Kami akan terlibat kembali dengan Palestina - tentu saja melanjutkan keterlibatan mendalam kami dengan Israel - dalam mencoba untuk menempatkan kondisi yang memungkinkan kami dari waktu ke waktu, mudah-mudahan, untuk memajukan proses perdamaian sejati. Tapi itu bukan yang segera" kata Blinken kepada program GPS Fareed Zakaria dari CNN.

"Kami memiliki banyak tugas untuk mencapai titik itu," jelas Blinken.

Uni Emirat Arab juga mengatakan siap memfasilitasi upaya perdamaian.

Pejabat Palestina menetapkan biaya rekonstruksi puluhan juta dolar di Gaza, di mana pejabat medis mengatakan 248 orang tewas selama 11 hari serangan udara Israel.

Sementara di Israel, petugas medis setempat  mengatakan bahwa tembakan roket dan serangan peluru menewaskan 13 orang.

Diketahui, Israel membuka kembali perbatasannya untuk turis asing pada Minggu (23/5), tetapi mengatakan akan membutuhkan waktu untuk menghidupkan kembali industri pariwisata.

Selain itu, Israel telah memvaksinasi penuh sekitar 55% dari populasinya dan kasus COVID-19 di negara itu juga telah menurun tajam.

Israel menerima pengunjung Yahudi pada Minggu (23/5) di situs suci Yerusalem di mana bentrokan antara polisi san warga Palestina sempat terjadi, yang kemudian memicu serangkaian serangan udara di Gaza pada 10 Mei.

Polisi mengatakan ini adalah kunjungan terjadwal rutin ke kompleks suci yang dikenal sebagai Temple Mount oleh umat Yahudi , yang berdekatan dengan situs suci umat Islam di kota tersebut.

3 dari 3 halaman

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina