Liputan6.com, Beirut - KBRI di Beirut, Lebanon, mengimbau agar mahasiswa tidak ikut unjuk rasa terkait isu Palestina-Israel. Pasalnya, COVID-19 masih mengintai di Lebanon.Â
Sentimen pro-Palestina sangatlah kuat di Lebanon mengingat negara itu berbatasan langsung dengan Israel. Secara umum, masyarakat Indonesia diminta tidak ikut aksi-aksi unjuk rasa di negara lain.
Advertisement
Baca Juga
"Imbauan kami tidak semata-mata untuk tidak kepada warga negara indonesia untuk tidak terlibat aksi-aksi demo, tetapi lebih kepada menghindari kerumunan-kerumunan karena angka kasus baru COVID-19 di Lebanon juga masih sangat tinggi," jelas Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari. dalam acara Liputan6 Update, Senin (24/5/2021).
Dubes Hajriyanto memahami perasaan banyak masyarakat Indonesia yang bersimpati dengan perjuangan Palestina. Akan tetapi, kerumunan demo bisa membawa risiko penularan COVID-19, apalagi WNI belum mendapat jatah vaksin.Â
"Mungkin situasi dan keadaannya berbeda kalau tidak ada COVID-19. Mungkin warga negara Indonesia, terutama para mahasiswa karena banyak juga mahasiswa Indonesia yang studi di Beirut, mungkin juga ikut berpartisipasi dalam aksi-aksi memprotes Israel. Tapi karena situasinya masih dalam suasana pandemi ini, mereka menaati imbauan kami untuk menjauhi kerumunan-kerumunan yang berpotensi menimbulkan klaster baru," lanjut Dubes Hajriyanto.Â
Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus corona di Lebanon sudah tembus setengah juta.
Kebanyakan WNI di Lebanon berada di Beirut. Sejauh ini, KBRI melaporkan tidak ada WNI yang ikut demonstrasi pro-Palestina.
Aktivis Kibarkan Bendera Palestina di Israel
Lebanon adalah salah satu negara mayoritas Muslim yang berbatasan dengan Israel. Gelombang dukungan terhadap Palestina relatif kuat di negara itu.Â
Sebelum gencatan senjata terjadi antara Palestina-Israel, sekelompok aktivis berhasil menembus perbatasan Israel untuk mengibarkan bendera Palestina.
"Masyarakat Lebanon ikut berdemonstrasi dan menyerukan agar seluruh masyarakat Lebanon datang ke perbatasan Lebanon-Israel yang mana dijaga oleh pasukan perdamaian PBB," ujar Zidan Leslie, koresponden Liputan6.com di Tripoli, Lebanon, dalam acara Liputan6 Update, Senin 17 Mei 2021.
"Pada tanggal 14 Mei lalu, pada hari Jumat sekitar 20 orang memasuki perbatasan Israel di selatan dengan mengibarkan bendera Palestina. Dan ketika mereka telah masuki daratan Israel, tentara Israel melepaskan tembakan, dan mereka kembali ke perbatasan Lebanon," lanjut Zidan.Â
Namun, aksi itu mengakibatkan kematian satu orang aktivis dari Lebanon berusia 21 tahun yang terkena tembakan. Presiden Lebanon Michel Aoun menyampaikan kecaman keras atas insiden tersebut.
Kondisi WNI di Lebanon juga relatif jauh dari perbatasan. Mayoritas WNI yang terdiri atas tenaga kerja migran dan pelajar umumnya berada di ibu kota Beirut.
Advertisement