Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan total satu-satunya tahun 2021 ini akan menerangi langit pada Rabu 26 Mei 2021, saat bulan purnama melewati bayangan Bumi. Selama gerhana bulan yang dikenal sebagai 'Super Flower Blood Moon', warna satelit planet kita akan berubah menjadi merah bata.
Dikutip dari Live Science, Senin (24/5/2021), warna pada gerhana bulan total adalah yang paling dramatis dari tiga jenis gerhana bulan (dua lainnya disebut parsial dan penumbral). Selain itu, kesempurnaan adalah suatu keharusan: Gerhana bulan total hanya terjadi ketika matahari, Bumi, dan bulan berbaris dengan sempurna.
Ketika bulan bergeser ke bagian terluar bayangan bumi, menjadi benar-benar bermandikan bagian paling gelap dari bayangan itu, mengapa hasilnya bukan seperti "lampu padam" untuk langit? Mengapa bulan malah diselimuti cahaya jingga hingga merah darah?
Advertisement
Berikut ini alasannya:
Hanya Akan Terlihat di Beberapa Bagian Dunia
Bayangkan diri Anda berdiri di Bulan melihat ke bawah Bumi. Saat Bumi berada tepat di depan matahari -- menutupi sinarnya untuk menerangi bulan -- Anda akan melihat lingkaran api mengeliling planet.
"Piringan terestrial yang gelap dikelilingi setiap matahari terbit dan terbenam di dunia, semuanya sekaligus," jelas NASA.
Bulan akan mengubah berbagai warna selama beberapa tahap gerhana bulan total. Dari keabu-abuan hingga oranye dan akhirnya kuning.
Menurut NASA, kondisi atmosfer juga dapat mempengaruhi kecerahan warna. Misalnya, partikel tambahan di atmosfer, seperti abu dari kebakaran besar atau letusan gunung berapi dapat menyebabkan bulan tampak berwarna merah yang lebih gelap.
Gerhana bulan total Rabu 26 Mei diperkirakan akan terlihat di Australia, sebagian Amerika Serikat bagian barat, Amerika Selatan bagian barat, dan Asia Tenggara.
Â
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement