Liputan6.com, Singapura - Umat muslim Singapura harus kembali menunda ibadah haji tahunan mereka ke Makkah hingga tahun depan karena pandemi COVID-19, demikian dijelaskan oleh Islamic Religious Council of Singapore (Muis) atau Dewan Agama Islam Singapura.
Sekelompok ulama senior Singapura yang mengeluarkan aturan dan pedoman agama, juga telah bertemu untuk membahas masalah tersebut dan mendukung penangguhan karena alasan kesehatan dan keselamatan, tambah Muis.
Baca Juga
Ziarah tahunan haji ke kota suci Makkah, Arab Saudi yang dijadwalkan dimulai pada akhir Juli 2021, adalah salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia.
Advertisement
Tahun lalu, sekitar 2,5 juta Muslim dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk ibadah tersebut, demikian dikutip dari laman straitstimes, Jumat (28/5/2021).
Akibat keputusan yang dikeluarkan Muis, 900 orang dari Singapura yang telah mendaftar untuk menunaikan haji tahun 2021 ini akan secara otomatis dijadwal ulang untuk melakukannya tahun depan atau pada 2022.
Sejauh ini masih belum jelas apakah pihak berwenang Saudi akan mengizinkan haji berlangsung tahun ini. Arab Saudi belum membuat pengumuman resmi. Kabar yang beredar akan digelar terbatas dengan peraturan khusus.
Dalam sebuah pernyataan, Muis mengatakan bahwa dewan memiliki kepercayaan penuh terhadap penanganan pandemi di Arab Saudi.
Namun Singapura memiliki pertimbangan sendiri untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan para warganya.
Â
Putusan Pembatalan Ibadah Haji
Menteri Urusan Muslim Masagos Zulkifli mengatakan pada konferensi pers virtual kemarin bahwa keputusan untuk menunda haji dibuat secara independen dari otoritas Saudi, "karena pertimbangan kebutuhan jemaah kami, dan keselamatan peziarah kami."
Dewan tersebut juga mencatat bahwa lebih dari 80 persen warga Singapura yang dijadwalkan untuk menunaikan ibadah haji tahun ini berusia di atas 50 tahun.
Menempatkan mereka pada risiko komplikasi yang lebih besar dan meninggal jika tertular COVID-19.
Selain itu, jemaah haji muda yang sedang bekerja telah mengungkapkan tantangan dalam mendapatkan cuti untuk menunaikan ibadah haji dan kekhawatiran akan keamanan kerja mereka, mengingat situasi ekonomi yang menantang. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa pelancong Singapura harus menjalani masa tinggal di rumah selama 14 hari jika telah kembali dalam perjalanan.
Advertisement