DW - Media mitra resmi Olimpiade Tokyo, surat kabar the Asahi Shimbun, mendesak pemerintah Jepang agar perhelatan olahraga multi-event internasional itu dibatalkan. Permintaan itu didasarkan kekhawatiran akan keselamatan publik di tengah pandemi COVID-19.
Dari sekian banyak jajak pendapat yang telah dilakukan menunjukkan mayoritas penduduk Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada musim panas ini, karena prihatin terhadap puluhan ribu atlet dan ofisial yang terlibat dalam pesta olahraga dunia tersebut.
Advertisement
"Kami meminta Perdana Menteri (Yoshihide) Suga untuk dengan tenang dan objektif menilai situasi dan memutuskan pembatalan acara olahraga akbar musim panas ini," bunyi permintaan Asahi Shimbun, salah satu surat kabar paling bergengsi di Jepang yang juga salah satu mitra Olimpiade Tokyo, seperti dikutip dari DW, Sabtu (29/5/2021).
Asosiasi dokter, investor, hingga pengusaha seperti Masayoshi Son juga menyerukan pembatalan Olimpiade Tokyo 2020.
Pro-Kontra
Sebagian besar wilayah di Jepang, termasuk kota tuan rumah Tokyo, tetap berada di bawah status keadaan darurat ketiga, yang secara luas diperkirakan akan diperpanjang hingga akhir bulan ini.
Seorang profesor kesehatan masyarakat dan penasihat pemerintah Selandia Baru mengatakan pada Selasa (25/05), melanjutkan Olimpiade itu "tidak masuk akal."
Amerika Serikat pada Senin (24/05) mengeluarkan imbauan untuk tidak melakukan perjalanan ke Jepang. Namun, Gedung Putih mengatakan pada Selasa (25/05), pihaknya mendukung keputusan Jepang untuk tetap menggelar Olimpiade sesuai rencana.
Sementara itu, kantor berita Jepang, Kyodo melaporkan tim softball Australia akan tiba di Jepang pada 1 Juni 2021 untuk masuk ke kamp pelatihan pra-Olimpiade di Gunma, sebuah prefektur sekitar 150 km barat laut Tokyo.
Advertisement