Sukses

WNI di Malaysia Diminta Tidak Panik Selama Total Lockdown

KBRI Kuala Lumpur juga berjanji akan memberikan bantuan logistik bagi WNI terdampak lockdown.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia menetapkan total lockdown pada 1 hingga 14 Juni 2021. Total lockdown ini jauh lebih ketat ketimbang lockdown liburan Idul Fitri. 

Nyaris semua sektor harus berhenti beroperasi selama total lockdown, kecuali sektor esensial. Kebijakan ini diambil karena kasus harian sudah meroket hingga 8.000 sehari. 

KBRI Kuala Lumpur mengimbau agar WNI tetap tenang. Saat ini, pihak kedubes masih menungga aturan lengkap dari pemerintah. Saluran komunikasi akan terus dipantau secara intens bagi WNI yang ingin memberikan laporan.

"Semalam terdapat pengumuman lockdown dari Pemerintah Malaysia.Masih ditunggu SOP lockdown yang Masih disusun Pemerintah Malaysia. KBRI mengimbau agar masyarakat tetap tenang tidak panik karena KBRI bersama dengan masyarakat," jelas Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar, kepada Liputan6.com, Sabtu (29/5/2021).

Pihak KBRI sudah menyiapkan rencana pemberian bantuan logistik. Selanjutnya, kedubes akan memastikan supaya alokasi bantuan bisa tepat sasaran. 

"Tentunya Kita pastikan WNI yang benar-benar terdampak dengan bantuan logistik," jelas Yoshi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

2 dari 3 halaman

Malaysia Total Lockdown

Pemerintah Malaysia resmi menetapkan total lockdown pada 1-14 Juni 2021. Lockdown ini bersifat maksimal dan semua sektor berhenti kecuali ekonomi. 

Berdasarkan keterangan resmi kantor Perdana Menteri Malaysia, Jumat (28/5), lockdown ini merupakan penutupan penuh sektor sosial dan ekonomi di seluruh wilayah. Saat ini, Malaysia memang sudah lockdown, tetapi sektor ekonomi masih boleh beroperasi. 

"Sepanjang tempo ini, semua sektor tidak dibenarkan untuk beroperasi kecuali sektor ekonomi dan pelayanan esensial (essential economic and service sector)," tulis keterangan tersebut.

Keputusan ini diambil karena situasi kasus harian COVID-19 di Malaysia menembus 8.000 kasus. Selain itu, kasus aktif sudah melewati 70 ribu kasus.

Kehadiran varian-varian baru COVID-19 yang lebih ganas juga mempengaruhi keputusan Malaysia untuk lockdown total.

 

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19: