Liputan6.com, Brasilia - Perusahaan pemasok daging terbesar di dunia, JBS Foods, menjadi target serangan siber. Hal itu terjadi pada akhir pekan, kata para pejabat di kantor pusatnya di Brasil.
Akibat peristiwa tersebut, JBS Foods terpaksa menutup operasinya di Australia dan Amerika Utara pada Senin 31 Mei 2021 waktu setempat. Pihak berwenang pun menyatakan sedang berupaya mengatasi dampak penutupan itu.
"mengambil tindakan segera, menghentikan semua sistem yang terimbas, memberitahu pihak berwenang, serta mengaktifkan jejaring global profesional teknologi informasi dan pakar dari pihak ketiga perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut," demikian menurut cabang perusahaan tersebut di AS, JBS USA, dalam pernyataan setelah serangan itu kepada Reuters dan dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (2/6/2021).
Advertisement
"Sebagian transaksi dengan pelanggan dan pemasok mungkin tertunda karena serangan siber itu," kata perusahaan tersebut lagi.
Korea Utara dilaporkan gunakan serangan siber untuk mencuri ratusan juta dolar guna mendanai program nuklir dan rudal balistiknya. Di tengah krisis ekonomi akibat pandemi, Korea Utara memamerkan rudal balistik barunya yang diklaim sebagai senjata ter...
Belum Ada Bukti Pembobolan Data
Belum ada bukti sejauh ini bahwa data pribadi pelanggan dan pemasok atau pegawai yang telah dibobol, kata perusahaan itu.
Sistem cadangan teknologi informasi perusahaan itu tidak terpukul oleh apa yang dikatakan perusahaan tersebut sebagai “serangan keamanan siber yang terorganisasi.”
Perusahaan pengepakan daging terbesar di dunia itu beroperasi di Kanada, Inggris, Eropa, Selandia Baru dan Meksiko.
Advertisement