Sukses

Dubes Palestina Puji Batik Indonesia: Nyaman dan Bagus, Kehormatan Bagi Saya Memakainya

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun mengungkap pendapatnya tentang Batik Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Di sela-sela wawancara khusus program The Ambassador Liputan6.com beberapa waktu lalu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun mengungkap pendapatnya tentang Batik Indonesia. Ia mengaku senang mengenakan pakaian corak khas Tanah Air tersebut.

Tak tanggung-tanggung, ia bahkan menyatakan sering mengenakan batik di berbagai kesempatan. Termasuk momen kunjungannya belum lama ini ke sebuah universitas di kawasan Banten yakni UIN.

"Saya banyak menggunakan batik di banyak kesempatan. Beberapa waktu lalu saya baru kembali dari UIN Banten. Saya dari sana bicara kepada guru di sana bahwa kami orang Palestina adalah orang Indonesia dan sebaliknya orang Indonesia adalah orang Palestina. Kami hidup bersama, perasaan yang sama, punya masalah yang sama. Jadi merupakan kehormatan bagi saya untuk menggunakan batik seperti orang Indonesia," ucap Dubes Zuhair Al-Shun kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

"Kebahagiaan tersendiri bagi saya untuk menggunakan batik. Nyaman, bagus dan merasa bebas menggunakan batik," imbuhnya lagi.

Sebelumnya, ia menyatakan bahwa selama belum ada kemerdekaan diraih bakal tetap ada masalah yang dihadapi warga Palestina.

"Orang Palestina tentu saja menghadapi banyak masalah karena militer dan tindakan Israel. Tapi bagaimanapun, kami dengan jiwa akan terus berjuang sampai merdeka," ujar Dubes Zuhair Al-Shun.

Dubes Zuhair menegaskan, rakyat Palestina tak gentar untuk terus memperjuangkan kemerdekaannya. "Kami siap mati untuk Yerusalem. Pada akhirnya kita akan melanjutkan perjuangan dan perlawanan kita, kecuali mendapatkan kemerdekaan," ucapnya.

Untuk memperoleh kemerdekaannya dari pendudukan Israel, Palestina membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Ia menuturkan, tak hanya dukungan via demonstrasi tapi juga langkah nyata.

Di seluruh dunia, pawai solidaritas pro-Palestina bahkan diadakan sebagai bagian dari demonstrasi untuk menuntut pemerintah masing-masing agar menjatuhkan sanksi dan embargo militer untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel.

"Untuk demonstrasi di beberapa bagian tidak masalah, itu menunjukkan wajah Israel. Itu menunjukkan keburukannya," tuturnya.

"Tetapi harus ada juga tindakan untuk memaksa mereka berhenti membunuh, menarik diri dan menerima resolusi internasional. Hanya mengecam Israel tidak mempengaruhi mereka," tegasnya lagi.

2 dari 2 halaman

Palestina Butuh Dukungan Internasional untuk Merdeka dari Israel

Lonjakan kekerasan dan serangan baru-baru ini antara orang Israel dan Palestina sebelum gencatan senjata pada Jumat 21 Mei 2021 telah membawa perhatian baru pada masalah lama. Akar konflik dan ketidakpercayaan itu dalam dan kompleks, sering kali mendahului berdirinya negara Israel pada tahun 1948.

Selama tujuh dekade terakhir kedua belah pihak telah menyaksikan perang, pemberontakan dan, terkadang, secercah harapan untuk kompromi, meski akhirnya kembali pecah konflik.

Kekerasan saat ini dimulai dengan serangkaian konflik di Yerusalem, Israel dan kelompok Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata, yang diharapkan dapat segera menghentikan konflik di Palestina. 

Hingga kini, lebih dari 240 orang telah tewas dalam aksi serangan tersebut. 

Seperti apa kondisi pasca-gencatan senjata tersebut dan bagaimana solusi untuk kemerdekaan Palestina sejauh ini?

Berikut jawabannya diungkap Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun dalam wawancara khusus The Ambassador Liputan6.com berikut ini:

Selengkapnya di sini...