Liputan6.com, Jakarta - Benjamin Netanyahu telah kehilangan kekuasaannya selama 12 tahun di Israel setelah parlemennya memberikan suara dalam pemerintahan koalisi baru.
Melansir BBC, Senin (14/6/2021), seorang nasionalis sayap kanan Naftali Bennett telah dilantik sebagai perdana menteri Israel dan segera memimpin pemerintahan yang baru. Dia akan memimpin koalisi partai yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang disetujui dengan suara mayoritas tipis 60-59.
Advertisement
Bennett akan menjadi perdana menteri hingga September 2023 sebagai bagian dari kesepakatan pembagian kekuasaan.
Dia kemudian akan menyerahkan kekuasaan kepada Yair Lapid, pemimpin sentris Yesh Atid, untuk dua tahun lagi.
Netanyahu, yang merupakan seorang pemimpin terlama Israel yang telah mendominasi lanskap politiknya selama bertahun-tahun, akan tetap menjadi kepala partai sayap kanan Likud dan menjadi pemimpin oposisi.
Selama debat di Knesset (parlemen), Netanyahu berjanji: "Kami akan kembali."
Setelah pemungutan suara, Netanyahu berjalan ke arah Bennett dan menjabat tangannya.
Respons Palestina
Perwakilan dari Palestina telah bereaksi meremehkan pemerintah baru Israel.
"Ini urusan internal Israel. Posisi kami selalu jelas, yang kami inginkan adalah negara Palestina di perbatasan 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," kata juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
"Ini adalah pendudukan dan entitas kolonial, yang harus kami lawan dengan paksa untuk mendapatkan kembali hak kami," kata juru bicara Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza.
Presiden AS Joe Biden telah mengirimkan ucapan selamatnya kepada Bennett, dengan mengatakan bahwa dia berharap dapat bekerja sama dengannya. Â
Advertisement