Liputan6.com, Seoul - Kepolisian Korea Selatan (Korsel) melancarkan investigasi atas insiden gedung runtuh di kota Gwangju pada 9 Juni lalu. Sasaran investigasi adalah HDC alias Hyundai Development Co.
Hyundai Development Co. merupakan kontraktor utama dari bangunan yang runtuh itu. Gedung tersebut menimpa bus kota sehingga menewaskan sembilan orang dan delapan lainnya luka-luka.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan Yonhap, Rabu (16/6/2021), Gwangju Metropolitan Police Agency mengirim selusin investigator ke markas Hyundai Development Co. di Seoul. Mereka melakukan penggeledahan dan penyitaan.
Polisi ingin memastikan apakah perusahaan itu bertanggung jawab atas bencana yang terjadi.
Saat itu, gedung sedang berusaha dirobohkan untuk program redevelopment di Gwangju. HDC dilaporkan mengontrak (subcontract) jasa penggusuran ke perusahaan bernama Hanson.
Hanson kemudian mengontrak lagi perusahaan kecil di Gwangju bernama Baeksol. HDC dicurigai memerintahkan Baeksol menyemprot terlalu banyak air ke area bangunan itu karena khawatir mendapat keluhan terkait debu dari warga.
Investigator polisi mencurigai bahwa tanahnya menjadi terkena beban karena penyemprotan air yang berlebihan, sehingga secara langsung atau tidak langsung berdampak pada runtuhnya bangunan.
Tersangka
Hingga Rabu (16/6), polisi sudah menginvestigasi lebih dari 20 orang terkait kejadian ini. Sebanyak 14 orang telah menjadi tersangka, termasuk pegawai HDC on-site dan pegawai dari perusahaan penggusuran dan supervisi.
Polisi masih membuka kemungkinan adanya pejabat markas HDC yang bakal menjadi tersangka atas kelalaian profesional sehingga menyebabkan kematian.
Dokumen-dokumen dari perusahaan akan dianalisis terlebih dahulu.
Pengadilan Distrik Gwangju juga akan menggelar rapat dengar pendapat pada Kamis (17/6) untuk menentukan apakah harus mengeluarkan perintah penahanan untuk bos Baeksol serta pegawai lain yang bertanggung jawab pada keselamatan di proyek tersebut.
Advertisement