Sukses

Irak Berambisi Bangun 8 Reaktor Tenaga Nuklir pada 2030

Selama ini, Irak menggunakan listrik dan impor gas dari negara tetangga untuk menghasilkan sekitar sepertiga dari listriknya.

Liputan6.com, Baghdad - Irak yang mengalami kekurangan listrik kronis punya ambisi untuk membangun delapan reaktor tenaga nuklir pada tahun 2030.

Tujuannya, untuk mengurangi ketergantungan energi eksternal, demikian disebutkan oleh seorang pejabat Irak.

Selama ini, Irak menggunakan listrik dan impor gas dari negara tetangga untuk menghasilkan sekitar sepertiga dari listriknya.

"Pada 2030-2031, kami ingin memproduksi 25 persen dari kebutuhan listrik melalui tenaga nuklir," kata Kamal Latif, kepala Otoritas Pengatur Sumber Radioaktif Irak, demikian dikutip dari laman dhakatribune, Kamis (17/6/2021).

Tenaga nuklir "lebih murah dan tersedia setiap hari sepanjang tahun, tidak seperti energi surya atau energi terbarukan lainnya," tambahnya.

Latif mengatakan bahwa negosiasi yang saat ini sedang berlangsung dengan perusahaan "Rusia, Korea, China, AS dan Prancis" dapat mengarah pada penandatanganan kesepakatan pada akhir tahun.

Dia menolak mengomentari laporan yang menempatkan biaya reaktor baru sebesar US$ 40 miliar, hanya mengatakan Irak akan menegosiasikan fasilitas pembayaran "lebih dari 20 tahun, dengan kemungkinan pinjaman berbunga rendah."

Perusahaan Rusia Rosatom yang dikutip oleh kantor berita TASS, mengatakan sedang mendiskusikan dengan Irak "seluruh agenda kemungkinan kerja sama di bidang energi dan aplikasi non-energi dari teknologi nuklir untuk tujuan damai."

2 dari 3 halaman

Irak Produsen Kartel Minyak

Para ahli percaya bahwa daripada menjadi nuklir, Irak harus merenovasi infrastrukturnya, karena kehilangan 30-50 persen energinya selama transmisi karena sirkuit yang sudah ketinggalan zaman.

Irak, produsen terbesar kedua dalam kartel minyak OPEC, telah mengumumkan rencana multi-tahun untuk menangkap gas alam dengan biaya US$ 2,5 miliar per tahun, menurut Bank Dunia.

Untuk meningkatkan infrastruktur energinya, Irak telah menandatangani nota kesepahaman dengan Siemens Jerman dan General Electric AS, tetapi proyek tersebut belum dimulai.

3 dari 3 halaman

Infografis Negara dengan Senjata Nuklir Terbesar