Liputan6.com, Berlin - Sedikitnya 60 petugas polisi Jerman terluka dalam kerusuhan di sebuah bangunan yang ditinggali oleh tunawisma di Berlin, pada Rabu 16 Juni 2021.
Dikutip dari BBC, Kamis (17/6/2021), pengadilan negara tersebut telah memberikan izin kepada pejabat untuk lakukan inspeksi kebakaran. Namun, saat polisi berusaha mengamankan daerah itu pada Rabu pagi, mereka dihantam dengan batu oleh tunawisma.
Baca Juga
Penghuni dari 94 Rigaer Straße khawatir langkah itu akan menyebabkan pengusiran mereka dari salah satu tempat yang tersisa di kota itu untuk mereka tempati.
Advertisement
Menyusul dari protes kekerasan, upaya untuk membersihan gedung tersebut sebelumnya telah gagal.
Wilayah yang Mengalami Gentrifikasi dalam Waktu Cepat
Pada 2016, 123 petugas polisi terluka dalam kerusuhan di lokasi tersebut.
Daerah Friedrichshain, tempat di mana para tunawisma tinggal, telah mengalami gentrifikasi yang cepat dalam beberapa tahun terakhir.
Di Twitter, kepolisian kota itu menulis bahwa petugas yang tiba sebelum inspeksi Kamis "diserang dengan batu dari jalan dan atap oleh sekitar 300 orang."
"Bahan dibawa ke jalan dan dibakar," jelas mereka.
Polisi yang ada di lokasi kemudian memanjat gedung untuk memindahkan batu-batu yang diletakkan di atap.
Setelah Tembok Berlin runtuh pada 1989, banyak mahasiswa, pemuda, dan kelompok anarkis radikal pindah untuk menempati gedunng-gedung terlantar di bagian timur kota.
Tetapi, banyak pemilik mereklamasi properti karena lingkungan menjadi trendi dan harga rumah melonjak selama dua dekade berikutnya.
Pada Oktober tahun lalu, polisi di Berlin mengusir sekitar 50 warga dari sebuah tempat tunawisma di Liebig 34, yang menampung komunitas "anarkis-queer-feminis" sejak 1999.
Â
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement