Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani aturan hari libur baru, yakni hari Juneteenth. Hari libur itu untuk memperingati emansipasi rakyat Afrika-Amerika dari perbudakan.Â
Juneteenth memperingati hasil dari Proklamasi Emansipasi yang diumumkan Presiden AS Abraham Lincoln ketika perang saudara berkecamuk untuk membebaskan para budak pada 1862.
Advertisement
Baca Juga
"Sepanjang sejarah, Juneteenth telah dikenal dengan banyak nama: Hari Jubilee, Hari Kebebasan, Hari Liberasi, Hari Emansipasi, dan hari ini sebuah libur nasional," ujar Wakil Presiden Kamala Harris, seperti dikutip NPR, Jumat (18/6/2021).
"Kita berkumpul di gedung yang dibangun oleh orang-orang yang diperbudak. Kita hanya beberapa langkah dari tempat di mana Presiden Lincoln menandatangani Proklamasi Emansipasi," ujarnya.
Ia pun berkata perjuangan masih jauh, tetapi ia menjadikan hari ini untuk menegaskan dedikasi untuk mengambil tindakan terkait topik ini.
Penandatanganan ini turut dihadiri oleh aktivis veteran Opal Lee (94), serta anggota Congressional Black Caucus dari legislatif. UU ini tidak mendapat penolakan di Senat AS, serta hanya sedikit penolakan Partai Republik di DPR.
Dirayakan 19 Juni
Selama berkampanye menjadi presiden, Joe Biden berjanji untuk mendukung kesetaraan yang lebih bagi warga minoritas AS.
Sebelumnya, Presiden Joe Biden juga merupakan wakil dari Presiden Barack Obama yang merupakan presiden keturunan Afrika-Amerika pertama dalam sejarah AS.
Biden berkata perbudakan warga kulit hitam di AS merupakan "original sin" bagi Amerika.
"Juneteenth menandakan malam panjang yang keras dari perbudakan dan subjugasi, dan janji datangnya pagi yang lebih baik," kata Joe Biden.
Juneteenth akan dirayakan AS tiap 19 Juni. Namun, tahun ini mayoritas pegawai federal bisa libur di hari Jumat karena tanggal 19 jatuh pada Sabtu.
Advertisement