Sukses

Arab Saudi Izinkan Warga Asing Masuk, Vaksin Sinovac Belum Lolos Jadi Syarat

Warga asing harus daftarkan jenis vaksin jika ingin ke Arab Saudi. Namun, vaksin Sinovac belum lolos jadi syarat.

Liputan6.com, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi telah membuka pintu bagi 11 negara asing. Beberapa contoh negara yang dapat izin, yakni Amerika Serikat, Portugal, Swiss, Prancis, Jerman, dan Jepang.

Indonesia belum mendapat izin. Selain itu, vaksin Sinovac yang digunakan secara luas di Indonesia belum menjadi syarat masuk ke Arab Saudi.

Berdasarkan laporan Saudi Gazette, Jumat (18/6/2021), otoritas penerbangan Saudi meminta agar warga asing terlebih dahulu mendaftarkan jenis vaksin mereka di situs registrasi Muqeem. Vaksin untuk masuk Arab Saudi harus yang sudah lolos di kerajaan tersebut.

"Mendapatkan salah satu vaksin yang disetujui Kerajaan, yang sejauh ini dosis Pfizer-Biontech, dua dosis vaksin Oxford-AstraZeneca, dua dosis vaksin Moderna, satu dosis vaksin Jansen," tulis keterangan di situs Muqeem.

Vaksin Jansen adalah vaksin Johnson & Johnson yang hanya butuh satu dosis.

Warga asing juga harus membawa sertifikasi vaksin ke Arab Saudi. Aturannya adalah warga asing itu baru boleh ke Saudi setidaknya dua pekan setelah mendapatkan dosis kedua.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

2 dari 2 halaman

Harapan Bagi Umrah 2021

Wakil Sekjen Pengurus Pusat Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (PP ASBIHU-NU) HM Nashir Maqsudy menyambut baik diberikannya akses Indonesia pada aplikasi Tawakkalna untuk mendaftar umrah maupun haji.

"Mudah-mudahan ini sebagai sinyal bahwa setelah musim haji 2021 selesai jamaah umrah dari Indonesia diizinkan masuk Kerajaan Arab Saudi," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (14/6/).

Menurutnya, puluhan ribu calon jamaah umrah dari Indonesia menunggu izin dari Arab Saudi untuk berangkat menunaikan ibadah umrah setelah setahun Saudi melarangnya.

"Banyak yang menanyakan kapan jamaah umrah dari Indonesia bisa diberangkatkan," ujar Nashir.

Sebagaimana informasi, aplikasi Tawakkalna kini telah bisa diakses di 75 negara termasuk Indonesia.

Pada tahap pertama Tawakkalna hanya bisa diakses negara negara Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Qatar, Oman, Yordania, Aljazair, Sudan, Somalia, Maroko, Tunisia, Djibouti, Palestina, dan Libya.

Kini pada tahap kedua, sudah bisa diakses di Mesir, Mauritania, Bosnia, Indonesia, Afghanistan, Uzbekistan, Afrika Selatan, Lebanon, Nigeria, India, Eritrea, Ethiopia, Sri Lanka, Filipina, Bangladesh, Portugal, Republik Ceko, Denmark, Swedia, Inggris, Norwegia, Austria, Amerika Serikat, Jepang, Yunani, Spanyol, Estonia, Italia, Andorra, Irlandia, Islandia, dan Brunei.

Juga beroperasi di Belgia, Polandia, Jerman, Rumania, San Marino, Slovakia, Slovenia, Singapura, Swiss, Prancis, Finlandia, Siprus, Kazakhstan, Kroasia, Kanada, Latvia, Luksemburg, Lithuania, Liechtenstein, Malta, Malaysia, Monako, Selandia Baru, Belanda, Montenegro, Maladewa dan Azerbaijan.

Disebutkan Nashir, dengan diberinya Indonesia akses ke aplikasi Tawakkalna ini menjadi angin baru bagi jamaah umrah Indonesia karena haji belum diizinkan. Aplikasi Tawakkalna telah memiliki lebih dari 21 juta pengguna sejak diluncurkan.

Perlu dicatat bahwa Tawakkalna adalah aplikasi resmi yang diakui oleh Kementerian Kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona, dan dikembangkan oleh Pusat Informasi Nasional.

Aplikasi ini menyediakan informasi instan dan langsung tentang jumlah infeksi virus corona di Arab Saudi, dan membantu dalam mendeteksi dini kemungkinan infeksi begitu pengguna menunjukkan gejala virus corona.