Liputan6.com, Jakarta Warga Israel merayakan pemerintahan baru yang dipimpin Perdana Menteri Naftali Bennett dengan mandi busa di Tel Aviv. Sementara di utara Kota Hebron, warga Palestina merana karena tentara Israel menghancurkan bangunannya.
Usai Parlemen Israel mengakhiri 12 tahun pemerintahan bersejarah Benjamin Netanyahu, ratusan warga Tel Aviv berpesta. Mereka turun ke jalan, bernyanyi dan berjoget.
Sementara itu, pasukan Israel menghancurkan bangunan beratap seng di daerah Wadi Muhaisen, utara kota Hebron. Mohammad Awad, seorang aktivis media mengungkap, pada Kamis 17 Juni tentara Israel dan petugas yang disebut Administrasi Sipil Israel mengawal sebuah buldoser ke daerah itu, yang terletak antara kota Halhul dan Beit Ummar.
Mesin-mesin berat merobohkan bangunan yang terbuat dari batu milik warga Palestina Bassem Ajlouni, hingga rata dengan tanah menjadi puing-puing. Bangunan tersebut meliputi area seluas 170 meter persegi dan digunakan keluarga Bassem, yang terdiri dari 20 anggota, untuk keperluan pertanian.
Awad menunjukkan apa yang disebut petugas Administrasi Sipil bersikeras untuk melakukan pembongkaran bangunan, meskipun keluarga Ajlouni telah menunjukkan sertifikat hak atas tanah mereka dan perintah pengadilan Israel yang mengizinkan mereka untuk tinggal di bangunan tersebut.
Administrasi Sipil adalah nama yang diberikan Israel kepada badan yang mengelola pendudukan militernya di Tepi Barat. Prajurit di Administrasi Sipil inilah yang menentukan di mana orang Palestina dapat tinggal, di mana dan kapan mereka dapat melakukan perjalanan --termasuk ke bagian lain dari wilayah pendudukan seperti Gaza dan Yerusalem Timur.
Selain itu, Administrasi Sipil pula yang menentukan apakah warga Palestina dapat membangun atau memperluas rumah di tanah mereka sendiri, apakah mereka tidak bisa memiliki tanah itu sama sekali, dan apakah pemukim Israel dapat mengambil alih tanah itu.