Liputan6.com, Edinburgh - Dalam sebuah terobosan ilmiah yang unik, para peneliti telah berhasil menggunakan bakteri yang direkayasa untuk mengubah botol plastik menjadi vanilin -- sebuah senyawa yang menciptakan bau dan rasa vanila.
Dikutip dari Mashable SE Asia, Senin (21/6/2021), dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh sepasang peneliti dari The University of Edinburgh, Skotlandia, bakteri E.Coli berhasil direkayasa secara genetik digunakan untuk mengubah asam tereftalat (TA) menjadi vanilin.
Mempertimbangkan bahwa TA dan vanilin memiliki komposisi kimia yang serupa, keduanya menemukan bahwa E. coli yang direkayasa secara genetik hanya perlu dirubah sedikit di jumlah atom hidrogen dan oksigen yang terikat pada tulang punggung karbon yang sama.
Advertisement
Setelah membiarkan bakteri bercampur dengan TA di suhu 37 derajat celcius selama satu hari, mereka menemukan bahwa sekitar 79% TA telah berubah menjadi vanilin.
Penemuan yang Sederhana
Setelah memperhitungkan bahwa sekitar satu juta botol plastik terjual setiap menit di seluruh dunia dan hanya 14% dan mereka yang pernah didaur ulang -- penemuan yang sangat masuk akal saat Anda memperhitungkan bahwa permintaan vanilin jauh melampaui pasokan kacang vanila alami.
Joanna Sadler, salah satu peneliti dari universitas tersebut mengatakan bahwa hal itu "contoh pertama penggunaan sistem biologis untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan kimia industri yang berharga," dengan "implikasi yang sangat menarik bagi ekonomi sirkular."
"Pekerjaan kami menantang persepsi bahwa plastik adalah sampah yang bermasalah, dan sebaliknya menunjukkan penggunaannya sebagai sumber karbon baru yang dapat digunakan untuk membuat produk bernilai tinggi," jelas Stephen Wallace, peneliti lainnya dari penemuan itu.
Walau mungkin dapat membuat terkejut, penemuan ini sebenarnya cukup sederhana. Sekitar 85% vanilin saat ini dibuat secara artifisial dari bahan kimia yang berasal dari bahan bakar fosil, dan itulah alasan mengapa begitu banyak makanan rasa vanila dijual dengan harga yang sangat murah.
Â
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement