Sukses

Terjual Rp 49 Miliar, Hekking Mona Lisa Jadi Lukisan Tiruan Termahal di Dunia

Seorang kolektor Eropa membeli lukisan tiruan Mona Lisa dari karya Leonardo da Vinci yang dibuat pada abad ke-17.

Liputan6.com, Jakarta Lukisan tiruan Mona Lisa dari karya Leonardo da Vinci yang dibuat pada abad ke-17, terjual dengan harga 2,9 juta euro atau sekitar Rp 49,8 miliar. Lukisan tersebut dibeli oleh seorang kolektor dari Eropa yang tak disebutkan namanya dalam lelang di Christie's Paris.

Dengan harga tersebut, menjadikan lukisan yang dikenal sebagai 'Hekking Mona Lisa' itu sebagai karya reproduksi Mona Lisa paling mahal di dunia.

"Ini luar biasa, ini rekor untuk reproduksi Mona Lisa," kata juru bicara Christie's.

Hekking Mona Lisa, lukisan tiruan dari Mona Lisa karya Leonardo da Vinci. (CHRISTIE'S IMAGES LTD, 2021)

Hekking Mona Lisa dinamai dari pemilik lukisan yang berusaha meyakinkan orang-orang bahwa lukisan tiruan yang dia punyai pada 1950-an adalah yang asli, lukisan ini adalah satu dari banyak reproduksi dari Mona Lisa asli yang dipamerkan di museum Louvre Paris.

Saat dilelang, ada 14 penawar internasional dan pada jam terakhir, penawaran naik dari 500.000 menjadi 2,4 juta euro, sebelum harga akhir diketok 2,9 juta euro, seperti dilansir Antara.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 5 halaman

Klaim Hekking

Pada Januari 1963, di tengah banyak perhatian internasional terhadap lukisan itu, Mona Lisa melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan mendapat banyak pujian di Washington DC dan New York. Ibu Negara saat itu, Jackie Kennedy, telah menengahi kesepakatan pada 1961 dan perhatian media pada Mona Lisa menjelang tur Amerika mencapai puncaknya.

Di tengah-tengah inilah Raymond Hekking membuat klaim sensasional bahwa Mona Lisa yang sedang disiapkan Louvre untuk dikirim ke Amerika bukanlah yang asli melainkan miliknya.

Hekking memperoleh Mona Lisa versinya pada akhir 1950-an dari seorang pedagang seni di Nice, Prancis, dengan harga sekitar 3 Pound sterling atau sekitar Rp 60 ribu. Ia berpendapat bahwa salinan yang dikembalikan ke Louvre pada 1913 hanyalah salinan kontemporer Mona Lisa.

Hekking ternyata seorang komunikator jenius. Ia mendalangi kampanye media yang sangat menonjol untuk membuat Mona Lisa miliknya diakui sebagai salinan Mona Lisa yang sebenarnya. Ia mengundang media untuk meneliti salinannya dan bahkan memproduksi film untuk mendukung klaimnya itu.

Namun upaya Hekking akhirnya telah dibantah. Lukisannya secara meyakinkan berasal dari awal abad ke-17 dan dikaitkan dengan "pengikut Leonardo Italia" yang anonim.

3 dari 5 halaman

Keaslian Artistik

Filsuf Jerman Walter Benjamin dalam artikelnya The Work of Art in the Age of Mechanical Reproduction, Benjamin menegaskan bahwa sebuah karya seni asli memiliki "aura" keunikan yang tidak dapat direproduksi dan tidak dapat ditiru.

Dia juga menekankan bahwa setiap karya seni memiliki "keaslian artistik". Hal itu jadi alasan mengapa karya seperti Hekking Mona Lisa begitu penting, yaitu karena memiliki cerita yang unik, dan itu memberi nilai padanya.

Hekking Mona Lisa bukanlah reproduksi mekanis saja tetapi salinan otentik abad ke-17 dari gambar ikonik, dan memiliki jangakauan otoritas budaya dan cerita sendiri.

Jika pernah ada lukisan yang mengundang perdebatan tentang nilai salinan, dan refleksi tentang keaslian, itu semua dikemas oleh Hekking Mona Lisa. Dan itu tidak diragukan lagi akan tercermin dalam label harga yang akan diambil lukisan ini saat dilelang.

4 dari 5 halaman

Yang Asli Tak Dijual

Tidak ada karya Leonardo yang lebih diinginkan selain Mona Lisa, yang menjadikannya subjek perampokan seni paling terkenal pada abad ke-20. Pada Agustus 1911, karyawan Louvre Vincenzo Perugia mencuri Mona Lisa.

Lukisan itu hilang selama dua tahun sebelum pemulihannya di Florence dan akhirnya kembali ke Louvre pada 1913. Pencurian tersebut berkontribusi pada ketenaran lukisan itu.

Namun, lukisan asli Mona Lisa di Louvre tidak dijual. Meski begitu pada 2017, Christie's New York menjual "Salvator Mundi", karya lain dari da Vinci seharga 450 juta dolar AS (Rp 6,5 triliun) untuk seorang penawar via telepon yang identitasnya tidak diungkap, membuatnya jadi karya seni paling mahal yang terjual di pelelangan.

5 dari 5 halaman

Infografis Hari Museum Internasional