Liputan6.com, Pyongyang - Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Son-gwon menolak mentah-mentah ajakan dialog bersama Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa upaya itu tidak akan menghasilkan apa-apa.
Komentarnya muncul setelah Sung Kim, utusan utama Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas negosiasi Korea Utara, mengunjungi Korea Selatan minggu ini dalam upaya untuk memulai kembali diplomasi.
Tetapi harapan AS untuk menghidupkan kembali pembicaraan ditolak oleh pejabat berpengaruh Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, dengan mengatakan Washington memiliki harapan yang "salah" untuk dialog.
Advertisement
Ri Son-gwon mengatakan pada Rabu (23/6) bahwa dia menyambut penolakan Kim atas "penilaian, dugaan, dan harapan yang tergesa-gesa dari AS".
"Kami bahkan tidak mempertimbangkan kemungkinan kontak dengan AS, apalagi memilikinya, yang tidak akan membawa kami ke mana-mana, hanya menghabiskan waktu yang berharga," katanya seperti dikutip oleh kantor berita KCNA yang dikelola pemerintah Korut.
Sejak kemenangan pemilihan Presiden AS Joe Biden, kedua negara telah mengadopsi sikap menunggu dan melihat hubungan -- sangat kontras dengan perjalanan roller-coaster diplomatik di bawah Donald Trump yang menghasilkan pertemuan bersejarah dengan pemimpin Kim Jong-un, tetapi tidak ada kesepakatan yang dihasilkan antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
Â
Kesiapan Korut Jika Konfrontasi Terjadi
Gedung Putih menjanjikan "pendekatan praktis dan terkalibrasi" -- termasuk upaya diplomatik -- dalam tinjauan baru-baru ini terhadap strateginya untuk membujuk Korut agar menghentikan program nuklir dan misilnya.
Pembicaraan antara Washington dan Pyongyang telah lama terhenti mengenai sanksi internasional yang dikenakan pada negara bersenjata nuklir itu dan apa yang harus diserahkan Korea Utara sebagai imbalan atas pencabutannya.
Pemimpin Kim mengatakan, pekan lalu bahwa Pyongyang perlu mempersiapkan "dialog dan konfrontasi" dengan Washington.
Dalam pernyataannya pada Selasa (22/6), Kim Yo-jong mencemooh komentar baru-baru ini yang dibuat oleh penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan, yang menyebut pernyataan saudara laki-lakinya sebagai "sinyal yang menarik".
Pyongyang juga dilaporkan telah mengakui bahwa negara itu sedang mengatasi krisis pangan.
Advertisement