Liputan6.com, Seoul - Muncul desakan di Korea Selatan untuk memasang CCTV di ruang operasi untuk menghindari malapraktik medis. Partai Demokrat yang berkuasa di Korsel ikut mendukung hal ini.
Pemasangan CCTV dinilai bisa menjaga terjadinya praktek medis yang tidak jujur, dan terkadang berbahaya. Di lain pihak, para dokter menentang hal tersebut karena dikhawatirkan melanggar HAM mereka.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Yonhap, Kamis (24/6/2021), wacana itu sempat dibahas pada subkomite legislatif di Majelis Nasional Korsel. Komite Kesehatan dan Kesejahteraan mendiskusikan amandemen UU Layanan Medis untuk memasukan mandat pemasangan CCTV di ruang operasi.
Wacana ini muncul karena ada kejadian-kejadian buruk di ruang operasi, seperti ketika ada staf administrasi yang disuruh melakukan proses operasi.
Berdasarkan survei Realmeter pada Jumat 18Â Juni, ada 78,9 responden warga Korsel yang mendukung memasang CCTV.
Partai berkuasa dan oposisi setuju dengan prinsip bahwa kamera-kamera harus dimasukan di dalam ruang-ruang operasi, bukan di luarnya. Namun, mereka tidak setuju pada detail terkait kondisi untuk memfilmkan dan menonton videonya, serta masalah siapa yang membiayai.
Salah seorang anggota komite yang enggan mengungkap identitasnya berkata kesepatan mungkin bisa diambil pekan depan.
Pada 2015, wacana serupa juga ada di Korsel, namun digagalkan oleh lobi-lobi dokter. Kehadiran CCTV dinilai bisa memecahkan konsentrasi dan motivasi mereka, sehingga bisa mengakibatkan hasil yang kurang bagus.
Permintaan Keluarga Korban Malapraktik
Partai Demokrat mendukung pihak pasien dalam wacana CCTV ini. Laporan malapraktik juga sedang mencuat di Korea Selatan.
Pada Mei lalu, ada rumah sakit tulang belakang di Incheon yang dituding menyuruh staf administrasi untuk melakukan pekerjaan bedah ke pasien, seperti membuka dan menutup luka.
Awal Juni, polisi menggeledah rumah sakit tulang belakang di Gwangju setelah mendapat aduan bahwa seorang perawan secara rutin melakukan operasi pada tahun 2018.
Ada pula laporan bahwa intern di rumah sakit melakukan pelecehan pada pasien yang sedang dalam pengaruh anestesi di ruang operasi.
"Sudah waktunya bagi Majelis Nasional untuk mengambil keputusan RUU pemasangan CCTV," ujar anggota dewan Yun Ho-jung saat bertemu korban malapraktik dan keluarganya.
Salah satu pendukung pemasangan CCTV adalah Lee Na-geum, ibu dari pemuda bernama 25 tahun yang meninggal akibat operasi plastik di 2016. Para dokter yang menangani operasi pemuda itu sedang menghadapi jeratan hukum.
Advertisement