Sukses

PM Israel Naftali Bennett Desak Kaum Muda Ikut Vaksinasi COVID-19

PM Israel mengatakan saat ini tersedia cukup vaksin untuk penduduk negara itu tetapi banyak yang akan kedaluwarsa pada 9 Juli

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett pada Senin (28/6), mendesak kaum muda negara itu untuk divaksinasi karena jumlah kasus virus corona telah merangkak naik dalam beberapa hari terakhir menyusul munculnya wabah varian delta yang terlokalisasi.

Dalam sebuah pernyataan video, Naftali Bennett mengatakan saat ini tersedia cukup vaksin untuk penduduk negara itu tetapi banyak yang akan kedaluwarsa pada 9 Juli. Ia menggambarkan bahwa rakyat Israel kini sedang "berpacu dengan waktu" untuk menerima suntikan pertama mereka.

Bennett meminta kaum muda untuk bersedia divaksinasi sehingga negara itu dapat menghindari pembatasan-pembatasan terkait virus yang lebih ketat selama musim panas, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (29/6/2021).

Israel memberlakukan kembali kewajiban mengenakan masker di dalam ruangan di tengah peningkatan infeksi baru dalam seminggu terakhir, dengan total harian kembali ke level yang terakhir terlihat pada April lalu.

Hasil pelacakan menunjukkan, banyak kasus baru terkait dengan individu yang datang dari luar negeri.

Kabinet pemerintah yang baru dibentuk bertemu di Yerusalem pada hari Minggu (27/6), dan diketuai oleh Bennett untuk pertama kalinya sejak ia menjabat.

2 dari 2 halaman

Bicara Soal Gaza

Selain soal vaksinasi, Perdana Menteri (PM) baru Israel, Naftali Bennett menghadapi ketegangan baru dengan Hamas di Gaza. Ia pun memperingatkan Hamas yang menguasai Gaza bahwa Israel tidak akan menoleransi "kekerasan lagi" dari wilayah kantong Palestina yang terkepung itu.

Saat berbicara dalam upacara peringatan untuk mengenang para tentara yang gugur dalam kampanye militer Israel 2014 di Gaza, Bennett mengatakan bahwa Israel "telah kehilangan kesabarannya."

Dia menuturkan, Hamas "harus terbiasa dengan pendekatan Israel yang berbeda, yaitu inisiatif, ketegasan, dan kecurigaan."

"Musuh kami harus memahami aturan bahwa kami tidak akan menoleransi kekerasan, kami tidak akan menoleransi tembakan sporadis dan kami tidak akan menoleransi pemberontak," kata Bennett.

Pekan lalu, Israel melancarkan dua rangkaian serangan udara terpisah yang menargetkan lokasi-lokasi Hamas di Gaza setelah balon pembakar dikirim ke Israel selatan di tengah ketegangan di Yerusalem Timur yang dicaplok, seperti dilansir Xinhua.

Pada 21 Mei, gencatan senjata yang rapuh mengakhiri perang 11 hari yang merenggut nyawa 256 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel, menurut angka dari kementerian kesehatan di Jalur Gaza dan Israel.