Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru sedang mempertimbangkan untuk mewajibkan pemakaian masker pada tingkat siaga tinggi serta pemindaian wajib QR code dalam meningkatkan pelacakan kontak.
Hal itu dilakukan guna mengurangi risiko penyebaran COVID-19 varian Delta, kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, pada Senin (28/6).
Baca Juga
"Munculnya varian Delta dan risiko yang ditimbulkannya terhadap gelembung trans-Tasman berarti sudah waktunya untuk mempertimbangkan langkah-langkah tambahan upaya kami untuk memperkuat gelembung dan mengurangi risiko penyebaran COVID-19 di Selandia Baru," kata PM Ardern, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (29/2/2021).
Advertisement
Selandia Baru menghentikan perjalanan bebas karantina dengan negara tetangga Australia pekan lalu, ketika wabah varian Delta memicu lockdown di Sydney dan pembatasan di tempat lain.
Kemunculan varian Delta juga memperpanjang kewaspadaan COVID-19 level 2 di Wellington hingga Selasa (29/6), karena pihak berwenang mengatakan masih ada risiko bahwa seorang turis Australia yang dites positif terkena virus corona setelah mengunjungi kota itu akhir pekan lalu.
"Kenaikan kasus COVID-19 di Australia menyebabkan gangguan signifikan di Selandia Baru", sebut PM Ardern pada konferensi pers.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
PM Ardern: Penangguhan Perjalanan trans-Tasman Perlu untuk Cegah COVID-19
PM Ardern juga mengatakan bahwa kabinet telah meminta saran untuk membuat pemindaian wajib QR code di lokasi berisiko tinggi seperti bar dan restoran.
Langkah ini juga mempertimbangkan untuk mewajibkan pemakaian masker pada tingkat siaga 2 atau lebih tinggi di tempat-tempat yang dianggap berisiko tinggi.
Saat ini, pemakaian masker di Selandia Baru hanya hanya wajib di transportasi umum.
PMÂ Ardern menjelaskan, bahwa menghentikan gelembung perjalanan trans-Tasman dengan Australia diperlukan untuk menghindari lebih banyak kasus positif COVID-19 yang tiba di negara itu dan mengarah pada pembatasan lebih lanjut.
Selandia Baru adalah salah satu dari segelintir negara yang telah menahan penyebaran COVID-19 di dalam perbatasannya.
Selandia Baru tidak mencatat kasus baru COVID-19 di antara masyarakatnya, menurut otoritas negara itu, sementara masih menangani 10 kasus infeksi di fasilitas isolasi yang dikelola.
Advertisement