Sukses

Israel Akan Hancurkan 800 Ribu Dosis Vaksin COVID-19 yang Segera Kedaluwarsa

Israel memiliki sekitar 1,4 juta dosis suntikan yang akan kedaluwarsa pada akhir Juli, tetapi berharap dapat menggunakan 600.000 di antaranya untuk memvaksinasi 300.000 remaja.

Liputan6.com, Tel Aviv - Kementerian Kesehatan Israel akan menghancurkan setidaknya 800.000 dosis vaksin COVID-19 yang segera kedaluwarsa jika tidak ada negara yang mau membelinya dalam dua minggu ke depan. Dosis vaksin Pfizer-BioNtech bernilai ratusan juta dolar itu akan kedaluwarsa pada akhir Juli

Dikutip dari laman Times of Israel, Selasa (29/6/2021), Israel memiliki sekitar 1,4 juta dosis suntikan yang akan kedaluwarsa pada akhir Juli, tetapi berharap dapat menggunakan 600.000 di antaranya untuk memvaksinasi 300.000 remaja berusia 12 hingga 15 tahun.

Israel dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan beberapa negara untuk membeli vaksin. Laporan itu tidak menyebutkan nama negara-negara tersebut.

Israel mulai mendorong remaja untuk divaksinasi minggu lalu, setelah jumlah kasus mulai meningkat, memicu kembalinya mandat penggunaan masker dalam ruangan dan seruan oleh para ahli untuk mengambil lebih banyak langkah.

Banyak vaksin yang digunakan untuk upaya itu telah ditolak oleh Otoritas Palestina pada 18 Juni karena terlalu dekat dengan tanggal kedaluwarsa 30 Juni 2021.

 

2 dari 2 halaman

Vaksinasi di Israel

Lebih dari 5,5 juta orang telah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin, menurut data Kementerian Kesehatan, dengan sekitar 13.000 lainnya divaksinasi setiap hari.

Pada tingkat itu, dibutuhkan waktu hingga 21 Juli untuk memvaksinasi 300.000 orang lagi dan mencapai target Perdana Menteri Naftali Bennett untuk memvaksinasi 300.000 orang.

Namun, mereka harus mendapatkan suntikan pertama sebelum 9 Juli agar memiliki cukup waktu untuk mendapatkan suntikan kedua dari batch yang kedaluwarsa pada akhir bulan itu.

Bennett mengatakan kepada pejabat lokal dalam sebuah pertemuan bahwa "adalah prilaku kejahatan jika tidak mau divaksinasi".

Israel membeli jutaan vaksin dari Pfizer, termasuk di antara negara pertama yang menerimanya, dengan jumlah yang tidak diungkapkan.