Liputan6.com, Jakarta - Di sela sesi pertama pertemuan menlu negara G20 di Italia, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berkesempatan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab.
Dalam pertemuan tersebut, "Menlu Dominic Raab menyampaikan konfirmasi rencana Inggris untuk memberikan kontribusi vaksin kepada Indonesia," kata Menlu Retno, dalam press briefing yang dilangsungkan secara virtual pada Selasa (29/6/2021).
Sementara mengenai jumlah dan waktu pengiriman vaksin, Menlu Retno mengatakan bahwa hal itu masih akan dibahas lebih lanjut.
Advertisement
"Konfirmasi pemberian vaksin dari Inggris ini merupakankelanjutan dari komunikasi intensif yang dilakukan oleh dua Menlu dalam beberapa kali, termasuk komunikasi kami pada 10 Juni 2021," beber Menlu Retno.
Selanjutnya, disampaikan juga bahwa ia dan Menlu Raab "membahas mengenai komitmen Inggris untuk lebih mengintensifkan interaksinya dengan ASEAN'.
"Ketiga, kita membahas persiapan pelaksanaan COP26, dimana Inggris menjadi tuan rumah. Indonesia menekankan bahwa komitmen-komitmen yang telah diberikan sesuai Paris Agreement penting untuk diimplementasikan, termasuk mengenai ketersediaan adaptation fund," tambah Menlu Retno.
Pertemuan di Italia ini merupakan pertemuan fisik pertama para Menteri Luar Negeri G20, yang tentunya dilaksanakan dengan protokol Kesehatanyang ketat.
"Hari ini juga akan diselenggarakan pertemuan para Menteri Pembangunan G20, serta Joint Session para Menlu dan Menteri Pembangunan," kata Menlu Retno.
"Pada Joint Session yang mengambil tema global food security ini, saya akan hadir bersama Menteri Bappenas," terangnya.
Indonesia Ajak G20 Bangun Kesatuan, dan Peringatkan Dampak COVID-19 di Afrika
Dalam sesi 1 pertemuan menlu negara G20 mengenai multilateralisme dan global governance, Menlu Retno menyampaikan bahwa dunia telah menghadapi banyak tantangan, mulai dari COVID-19, pemulihan ekonomi, sampai ketahanan pangan.
Untuk menghadapi hal tersebut, Menlu Retno menyatakan, tidak terdapat pilihan kecuali membuat multilateralisme dan global governance bekerja dengan baik.
"Namun disayangkan, masih banyak negara yang justru membangun tembok-tembok pemisa, di saat justru dunia memerlukan jembatan-jembatan untuk mengatasi perbedaan," ujar Menlu Retno.
"Saya dorong seluruh negara G20 untuk mengatasi perbedaan, bangun kesatuan. Build bridges, not wall," tuturnya.
Sementara untuk pertemuan Menlu sesi kedua mengenai Afrika, Menlu Retno akan menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 telah menciptakan tiga dampak terhadap Afrika, yaitu kesehatan, tantangan sosial dan ekonomi, juga semakin lebarnya kesenjangan antara Afrika dan dunia.
"Dikhawatirkan bahwa hal ini akan menciptakan dampak jangka panjang seperti meningkatnya secara tidak langsung angka kematian, penurunan ekonomi, dan peningkatan hutang," sebut Menlu Retno.
Advertisement