Liputan6.com, Jakarta - Komunitas Palang Merah Internasional menyebut bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia berada di ambang "malapetaka" karena varian Delta yang lebih menular mendominasi transmisi dan mencekik sistem rumah sakit dalam pandemi terburuk di wilayah Asia Tenggara.
Mengutip Channel News Asia, Rabu (30/6/2021), Indonesia telah melaporkan rekor infeksi COVID-19 harian lebih dari 20.000 dalam beberapa hari terakhir, dalam gelombang infeksi baru yang dipicu oleh munculnya varian virus yang sangat mudah menular dan peningkatan mobilitas setelah libur Lebaran.
Advertisement
Baca Juga
“Setiap hari kami melihat varian Delta ini mendorong Indonesia lebih dekat ke tepi bencana COVID-19,” kata Jan Gelfand, kepala delegasi Indonesia dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC). Jan Gelfand juga mendesak vaksin yang lebih baik secara global.
Rumah sakit di beberapa daerah "zona merah" yang ditunjuk telah melaporkan kelebihan kapasitas, termasuk ibu kota Jakarta, dengan tempat tidur isolasi 93 persen terisi pada Minggu (27/6).
Itu datang ketika tekanan tumbuh dari petugas kesehatan untuk pembatasan yang lebih ketat karena infeksi melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menteri Kesehatan Indonesia memimpin dorongan untuk kontrol yang lebih ketat.
“Rumah sakit penuh karena lonjakan kasus yang disebabkan oleh mobilitas dan melonggarnya kepatuhan protokol kesehatan, diperparah juga oleh varian Delta,” kata pejabat senior kementerian kesehatan Siti Nadia Tarmizi, ketika ditanya tentang penilaian IFRC.
Andalkan Vaksinasi
Indonesia mengandalkan vaksinasi massal untuk mengatasi virus, tetapi hanya 13,3 juta dari 181,5 juta yang ditargetkan untuk inokulasi telah menerima dua dosis yang diperlukan.
Jepang akan menyediakan 2 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk Indonesia pada Juli, kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Indonesia sejauh ini telah menerima total 104 juta dosis vaksin virus corona.
Advertisement