Sukses

Tikus yang Dikira Punah 150 Tahun Silam Ditemukan di Australia

Spesies tikus yang dikira punah selama 150 tahun telah ditemukan kembali di Australia.

Liputan6.com, Shark Bay - Para peneliti menemukan seekor tikus yang diperkirakan telah punah lebih dari 150 tahun yang lalu telah ditemukan hidup di sebuah pulai di lepas pantai Australia Barat.

Dikutip dari CNN, Rabu (30/6/2021), para ilmuwan membandingkan sampel DNA dari delapan hewan Australia yang telah punah dan 42 kerabat mereka yang masih hidup, dan menemukan bahwa tikus Gould yang telah punah "tidak bisa dibedakan" dari tikus Shark Bay.

Dengan penemuan tersebut, para peneliti sedang mempelajari penurunan spesies ahli negara tersebut sejak kedatangan orang Eropa di Australia pada 1788.

Tikus yang dulu pernah ditemukan di seluruh negeri dari barat daya Australia Barat hingga New Shouth Wales ini terakhir kali terlihat pada 1857.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ditemukan di Pulau Bernier

Menurut para peneliti, pengenalan spesies invasif, pembukaan lahan pertanian, serta penyakit baru menghancurkan spesies ahli tikus tersebut. Perubahaan iklim dan manajemen kebakaran yang buruk juga mempengaruhi ukuran populasi mereka.

Populasi tikus ini yang disebut djoongari yang tersisa terletak di sebuah pulau tunggal seluas 42 kilometer persegi di Shark Bay, Pulau Bernier.

Satu populasi kecil tidak cukup bagi suatu spesies untuk bertahan hidup, kata para peneliti, sehingga tikus-tikus itu dibawa ke dua pulau lain untuk membentuk populasi baru.

"Kebangkitan spesies ini membawa kabar baik dalam menghadapi tingkat kepunahan hewan pengerat asli yang sangat tinggi, yang merupakan 41% kepunahan mamalia Australia sejak penjajahan Eropa pada 1788," jelas Emily Roycroft dalam sebuah pernyataan, ahli biologi evolusi dari Australian National University (ANU).

"Sangat menarik bahwa tikus Gould masih ada, tetapi menghilangnya dari daratan menyoroti betapa cepatnya spesies ini berubah dari didistribusikan di sebagian besar Australia, menjadi hanya bertahan di pulau-pulau lepas pantai di Australia Barat. Ini adalah keruntuhan populasi yang sangat besar."

Tim tersebut juga mempelajari tujuh spesies asli punah lainnya, yang ditemukan memiiki keragaman genetik tinggi sesaat sebelum kepunahan, menunjukkan bahwa populasi mereka tersebar luas sebelum orang Eropa tiba.

"Ini menunjukkan keragaman genetik tidak memberikan jaminan jaminan terhadap kepunahan," kata Roycroft.

Lebih dari 80% mamalia Australia adalah hewan endemik, sebagai akibat dari periode isolasi Australia yang lama dari benua lain.

 

Reporter: Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini