Sukses

Pemerintah Militer Myanmar Bebaskan 2.296 Tahanan Demonstran Anti-Kudeta

Otoritas Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 demonstran anti-kudeta dari tahanan di seluruh negeri.

Liputan6.com, Yangon - Pihak berwenang Myanmar membebaskan 2.000 lebih demonstran anti-kudeta dari tahanan di seluruh negeri pada Rabu (30/6).

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (1/7/2021) pembebasan itu termasuk wartawan lokal yang dipenjara setelah melaporkan secara kritis tentang kekerasan yang dilakukan oleh junta.

Diketahui bahwa Myanmar telah diguncang oleh protes besar-besaran dan tanggapan militer yang disertai dengan kekerasan sejak kudeta pada Februari 2021 - yang menggulingkan pemimpin Sipil Aung San Suu Kyi dan pemerintahannya.

Lebih dari 880 warga sipil telah tewas dalam bentrokan dengan Dewan Administrasi Negara - disebut sebagai pemerintah militer Myanmar.

Ada hampir 6.500 warga yang ditangkap akibat bentrokan itu, menurut kelompok pemantau lokal.

Setelah otoritas setempat mengumumkan pembebasan itu, setidaknya 200 orang berkumpul di luar penjara Insein di Yangon, berharap untuk segera bertemu kerabat mereka yang dibebaskan, menurut seorang wartawan AFP.

Berdasarkan cuplikan video yang beredar di internet, banyak dari orang-orang yang berkumpul itu tampak memegang payung untuk berlindung dari gerimis hujan, dan seorang perempuan memegang bunga.

Adapun seorang ayah yang menunggu di luar penjara untuk menjemput putrinya, yang merupakan salah satu demonstran. 

Sang ayah pun menyampaikan bagaimana ia "sangat bangga pada putrinya".

"Saya akan mendorongnya untuk terus berjuang sampai menang," tutur seorang ayah itu kepada AFP.

Secara total, ada 2.296 demonstran yang telah dibebaskan dari penjara di seluruh Myanmar, menurut pernyataan tim informasi pemerintah militer negara itu.

 

 

2 dari 3 halaman

Pembebasan Jurnalis dari Penahanan di Myanmar

Saat bus keluar dari Insein untuk membawa tahanan ke kantor polisi setempat di mana mereka akan dibebaskan, mereka yang berada di dalam bus tampak menunjukkan salam tiga jari melalui jendela - simbol protes yang populer di Myanmar.

Jurnalis Myanmar, Kay Zon Nway dari Myanmar Now termasuk di antara mereka yang dibebaskan dari penjara Insein, menurut kantor berita tersebut. 

Kay Zon Nway mengungkapkan sedikit tentang pengalamannya di penjara itu, tetapi menambahkan bahwa dia akan menjelaskan detailnya nanti.

Wartawan Amerika Serikat, Danny Fenster juga ditahan di penjara yang sama setelah ditahan pada 24 Mei 2021.

Tidak ada orang asing lainnya di antara mereka yang dibebaskan dari penjara Insein pada Rabu (30/6), menurut keterangan dari seorang pejabat penjara kepada AFP, yang enggan disebutkan namanya.

Ye Myo Khant, seorang jurnalis foto berusia 20 tahun untuk Kantor Pers Myanmar, juga dibebaskan usai ditahan selama 120 hari.

"Saya sedang meliput ketika mereka menangkap saya secara tidak adil," kata Ye Myo Khant.

Meski pembebasan para demonstran itu telah dilakukan dan disambut oleh keluarga mereka, hal tersebut  "tidak akan berdampak apa pun untuk menumpulkan perlawanan rakyat terhadap kekuasaan militer", sebut Richard Horsey, penasihat senior Myanmar untuk International Crisis Group.

"Mereka seharusnya tidak pernah ditahan. Kita juga harus ingat bahwa beberapa dari orang-orang ini telah menghadapi interogasi dan penyiksaan brutal yang akan meninggalkan dampak abadi, terlihat dan tidak terlihat," pungkasnya.

Pada Februari 2021, pemerintah militer Myanmar membebaskan sekitar 23.000 tahanan, dengan beberapa kelompok hak asasi pada saat itu khawatir langkah tersebut akan membebaskan ruang bagi penentang militer serta menyebabkan kericuhan di masyarakat.

3 dari 3 halaman

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar