Liputan6.com, Jakarta - Jurnal penelitian terbaru melaporkan klaim bahwa otak manusia secara independen dapat mengukur gerakan episodik. Temuan ini dilaporkan oleh peneliti Prancis dan Belanda, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan Senin 28 Juni 2021 di Journal of Neuroscience.
"Otak kita memiliki aliran waktu internal atau inheren, yang tidak didorong oleh sesuatu yang terjadi di dunia luar," jelas ahli saraf dan penulis utama studi, Leila Reddy kepada Vice. Ia mengklaim bahwa penemuan bersama timnya ini sebagai bukti dari pikiran manusia, yaitu kemampuan "perjalanan waktu mental".
Menurut pemberitaan dari New York Post pada Jumat (2/6/2021), Reddy dan timnya mempelajari otak penderita epilepsi yang sudah membutuhkan implan elektroda invasif di otak mereka terlepas dari penelitian. Mereka melakukan upaya tersebut agar mendapat bukti dari konsep yang sulit diterjemahkan.
Advertisement
"Pasien-pasien ini menderita epilepsi parah yang resistan terhadap obat dan sedang menunggu operasi," kata Reddy kepada Vice yang jadi peserta penelitian.
Reddy memaparkan bahwa "bagian dari prosedur pra-bedah melibatkan penanaman elektroda di otak untuk memantau aktivitas kejang. Setelah elektroda dimasukkan ke dalam otak, kami bertanya kepada pasien apakah mereka bersedia berpartisipasi dalam eksperimen singkat untuk kami dan kami dapat merekam neuron tunggal untuk menguji hipotesis yang berbeda."
Kode Perjalanan Waktu dan Ingatan
Dari hasil penelitian tersebut, mereka menemukan "sel waktu" otak para peserta aktif pada saat-saat tertentu. Termasuk saat-saat ketika tidak ada rangsangan eksternal dan menunjukkan bahwa mereka merespons rasa pengurutan internal.
"Saya pikir pertanyaan besar di sini adalah untuk akhirnya memahami bagaimana ingatan dikodekan. Memori episodik, khususnya adalah memori mengenai apa yang terjadi, kapan, dan di mana. Sel waktu dapat menyediakan perancah untuk mewakili 'kapan'," papar Reddy kepada Vice.
Kemudian muncul bukti yang menunjukkan bahwa neuron hippocampal yang sama mungkin juga mengkodekan 'di mana' dan 'apa'. Sel waktu menyediakan kerangka kerja yang lebih luas untuk mengkodekan ingatan.
Tim peneliti mengatakan akan lebih memahami bagaimana manusia memproses waktu di masa depan. Reddy pun percaya bahwa para peneliti perlu melihat lebih dekat pada mekanisme, di mana otak mengkodekan perjalanan waktu dan ingatan.
Â
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement