Canberra - Australia mengeluarkan aturan baru untuk mendukung lockdown melawan COVID-19. Pendatang dari luar negeri kini dibatasi, termasuk bagi warga Australia sendiri.Â
Dilaporkan ABC Australia, Jumat (2/7/2021), rapat Kabinet Nasional Australia memutuskan untuk mengurangi kuota mingguan kedatangan internasional sebesar 50 persen dari sebelumnya.
Advertisement
Terhitung tanggal 14 Juli, kuota mingguan kedatangan internasional ke Australia akan dibatasi menjadi 3.035 orang per minggu, dari sebelumnya 6.370.
Berikut adalah kuota kedatangan mingguan internasional setelah dipotong 50 persen:
Sydney: 1.505
Perth: 265
Adelaide: 265
Melbourne: 500
Brisbane: 500 (ditambah 150 kapasitas lonjakan)
Jumlah penerbangan internasional akan dikurangi, tapi Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan akan menambah jumlah penerbangan repatriasi untuk memulangkan mereka yang berstatus warga Australia dari negara lain.
Belum ada rincian berapa banyak jumlah penerbangan repatriasi yang akan ditambah.
Hingga saat ini Australia masih memprioritaskan mereka yang berstatus warga negara atau penduduk tetap (PR) serta yang sudah mendapat izin karena alasan esensial.
Ia juga mengumumkan akan melakukan uji coba periode karantina tujuh hari, bukan 14 hari, bagi pelaku perjalanan yang sudah divaksinasi.
Australia Selatan menurutnya sudah bersedia untuk menjadi tempat uji coba ini.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Permintaan Kepala Daerah
Keputusan ini diambil melihat banyaknya negara bagian Australia yang sedang 'lockdown', sehingga mendesak Pemerintah Federal Australia untuk melakukan pengurangan demi meringankan beban karantina dan layanan kesehatan yang lebih luas.
Menteri Utama (Premier) Queensland, Annastacia Palaszczuk, sebelumnya telah meminta Kabinet Nasional untuk mengurangi jumlah kuota kedatangan internasional 50 hingga 75 persen.
"Saya menginginkan pengurangan kuota besar-besaran. Kita harus melakukannya sekarang karena kita mengatasi penyebaran virus Delta ini," ujarnya.Â
Ia juga terus mendesak pemerintah federal untuk membangun fasilitas karantina khusus, terutama di wilayah regional.
"Saya yakin karantina regional merupakan jawaban yang tepat. Hal ini akan mengurangi tekanan di negara bagian di pantai timur, di kota-kota besar," katanya.
Premier Australia Barat, Mark McGowan, sebelumnya mengaku sangat kecewa terhadap apa yang disebutnya sebagai "perjalanan internasional yang tidak perlu"Â yang dilakukan sejumlah warga Australia.
"Ada sejumlah besar orang yang pergi ke luar negeri beberapa kali. Setiap kali mereka pergi, mereka telah meningkatkan risiko," katanya.
"Hal itu tidak benar. Kita harus menindaknya," tegas Premier McGowan.
Advertisement
Kuota dan Waktu Tunggu
Pengurangan kuota mingguan kedatangan internasional akan menyebabkan waktu tunggu lebih lama lagi bagi puluhan ribu warga negara dan penduduk tetap Australia yang tertahan di luar negeri.
Dari 34.000 warga Australia yang terdaftar di Departemen Luar Negeri, sekitar 3.700 di antaranya dikategorikan sebagai 'orang rentan' karena kondisi kesehatan, keuangan, atau alasan pribadi.
Mayoritas di antara mereka ini tertahan di India, Inggris, Amerika Serikat, Filipina, dan Thailand.
Menurut Premier Victoria, Daniel Andrews, pengurangan jumlah kedatangan ini akan menjadi keputusan yang sulit tapi diperlukan.
"Kita harus menyampaikan pesan tegas, Anda tidak bisa pulang karena alasan belas kasihan," tegasnya.
"Bila Anda pulang karena alasan belas kasihan, ada kemungkinan besar terjadi wabah lagi dan kita harus memberlakukan 'lockdown' bagi semua orang. Jadi kita harus mengambil keputusan yang sulit ini," papar Premier Andrews.
Mencari Vaksin COVID-19 Terbaik
Rapat kabinet nasional juga membahas peluncuran program vaksinasi menyusul perdebatan sengit tentang pilihan vaksinasi terbaik bagi orang berusia di bawah 40.
Awal pekan ini PM Morrison mereka yang dibawah usia 40 tahun sudah boleh menerima vaksin AstraZeneca.Â
Namun sejumlah pakar kesehatan mengatakan mereka tidak diajak konsultasi dulu soal ini.
Mereka juga mengatakan sikap mereka dan imbauan masih sama dan belum berubah, yakni orang-orang yang berusia muda sebaiknya menerima vaksin Pfizer.
Perbedaan pandangan ini membuat banyak orang menjadi kebingungan.
Para pemimpin federal, negara bagian dan teritori juga membahas perpanjangan Perjanjian Kemitraan Nasional COVID-19, yang mencakup bantuan keuangan federal untuk biaya kesehatan.
Advertisement