Liputan6.com, Bandung - Singapore International Foundation (SIF) bersama dengan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Jawa Barat dan Singapore University of Social Sciences (SUSS) hari ini mengakhiri Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Program ini berhasil merangkul 11 ribu orang dari komunitas yang terdiri atas orang tua, anak, dan guru.
Program Early Childhood Education (ECE Project) ini berlangsung sejak 2019 dengan sasaran anak usia dini di provinsi Jawa Barat, terutama kota Bandung. Fokusnya adalah penguatan interaksi antara guru dan anak-anak, merancang lingkungan belajar yang kondusif, serta membuka iklim kolaboratif antara para guru dan keluarga peserta didik.
Advertisement
Baca Juga
Tim Singapore International Volunteers (SIV) dipimpin oleh Dr. G Kaveri, seorang dosen PAUD di SUSS. Melalui SIF, mereka berkolaborasi dengan organisasi mitra di negara-negara tuan rumah melalui berbagai inisiatif, yang sebagian besar di bidang perawatan kesehatan dan pendidikan.
"Hasil kesuksesan program ini memperlihatkan kebaikan yang dapat terjadi ketika masyarakat bersatu untuk berkolaborasi dan mendorong perubahan positif. Kami menantikan lebih banyak tahun persahabatan dan kolaborasi yang bermakna di Indonesia," ujar Jean Tan, SIF Executive Director, dikutip dalam pernyataan resminya, Senin (5/7/2021).
Program SIF juga berhasil dijalankan secara online ketika pandemi COVID-19 muncul.
Kepala IGTKI Jawa Barat, Renni Kusnaeni, turut menyambung baik kolaborasi dengan tim dari Singapura untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini, serta memberikan manfaat bagi para pendidik melalui workshop yang digelar.
"Saya berharap apa yang telah kita pelajari dapat menghasilkan terobosan baru dalam dunia pendidikan anak usia dini, terutama dalam manajemen kelas dan adaptasi 'new normal' yang akan kita hadapi di tahun ajaran mendatang," jelas Renni.
Hasil Melewati Target
Pada akhir kerja sama ini, 61 praktisi ECE Indonesia telah dilatih sebagai Master Trainer. Jumlah tersebut melebihi angka yang ditargetkan yaitu 50 praktisi.
Setelah dibekali dengan strategi pelatihan khusus dan keterampilan penilaian, para Master Trainer ini kemudian melatih 300 guru lain dari 51 taman kanak-kanak, sehingga menciptakan dampak berkelanjutan yang lebih luas pada komunitas lokal mereka.
ECE Project juga berhasil mencapai tujuannya dalam mengembangkan dan mengimplementasikan repositori atau media penyimpanan/arsip sebagai sumber daya yang dapat diakses oleh praktisi ECE dari seluruh subchapter IGTKI Jawa Barat. Repositori tersebut saat ini mengoleksi setidaknya 150 buku cerita cetak, serta buku cerita digital dan materi pengajaran digital yang dihosting di Google Classroom.
Program ini memberikan manfaat kepada lebih dari 11.000 anggota komunitas Indonesia, termasuk siswa, orang tua, dan pengasuh - melampaui target program yaitu 9.250 orang.
"Kami berterima kasih kepada tuan rumah dan para peserta dari Indonesia yang telah antusias, hangat, serta terlibat aktif sepanjang program berlangsung. Kami berharap dapat melanjutkan kolaborasi kita ditahun-tahun yang akan datang," ucap Associate Professor Sirene May-Yin Lim, Vice Dean and Programme Head (Early Childhood), SUSS.
Advertisement