Liputan6.com, Beijing - Sebuah kota di China dekat perbatasan dengan Myanmar kembali memberlakukan lockdown dan menggelar tes COVID-19 massal setelah tiga kasus Virus Corona terdeteksi di kota tersebut.
Ini merupakan lockdown kedua dalam empat bulan yang diberlakukan di Kota Ruili, rumah bagi lebih dari 210.000 penduduk, setelah ditemukannya kasus impor COVID-19 dari Myanmar, seperti dikutip dari AFP, Selasa (6/7/2021).
Menurut otoritas kesehatan di provinsi Yunnan, salah satu dari tiga pasien yang terinfeksi COVID-19 Â adalah warga negara Myanmar.
Advertisement
Ruili adalah titik persimpangan utama dari Muse di Myanmar, yang telah menyaksikan peningkatan kerusuhan sejak kudeta militer yang terjadi di negara itu pada 1 Februari lalu - meningkatkan kekhawatiran bahwa warga akan membanjiri perbatasan ke China untuk menghindari kekerasan.
China menutup jembatan utama dan penyeberangannya ke Myanmar pada Maret 2021, ketika lonjakan kasus infeksi terjadi di perbatasan.Â
Otoritas setempat juga telah meningkatkan patroli dalam beberapa bulan terakhir, guna mencegah penyeberangan perbatasan ilegal dan menindak perdagangan manusia untuk mencegah masuknya pengungsi.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Ruili Gelar Tes COVID-19 Massal dan Larang Perjalanan yang Tidak Mendesak
Ruili akan menggelar tes COVID-19 untuk semua penduduknya dalam dua hari, dan semua "perjalanan tidak penting" akan dilarang sampai pemberitahuan lebih lanjut, kata pemerintah setempat.
Hanya satu anggota dari setiap keluarga yang diizinkan bepergian untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dengan izin selama masa tes.
Setiap warga yang ingin meninggalkan kota juga harus menunjukkan hasil tes negatif COVID-19 dalam 72 jam terakhir.
Kota Ruili pun mendesak semua penduduknya untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19 setelah wabah kecil pada April 2021.
Advertisement