Sukses

Singapura Akan Jadi Negara Pertama yang Tak Lagi Hitung Kasus Harian COVID-19

Singapura dikenal sebagai negara yang menerapkan aturan keras untuk mengekang tingkat infeksi Corona COVID-19.

Liputan6.com, Singapura - Singapura akan menjadi negara pertama di dunia yang tidak lagi mencatat jumlah kasus harian COVID-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan kehidupan normal di lapisan masyarakat.

Negara Asia Tenggara itu telah mencatat 36 kematian sejak awal pandemi merebak, demikian dikutip dari laman The Sun, Rabu (7/7/2021)

Singapura juga dikenal sebagai negara yang menerapkan aturan keras untuk mengekang tingkat infeksi.

Harapan pemerintah Singapura dengan kebijakan ini adalah membiarkan orang "melanjutkan hidup mereka" dengan menghapus aturan keras dan alih-alih mengendalikan virus melalui cara lain, seperti vaksinasi massal dan perawatan yang lebih baik.

"Alih-alih memantau jumlah infeksi COVID-19 setiap hari, kami akan fokus pada hasilnya," tulis Menteri Perdagangan, Keuangan, dan Kesehatan Singapura.

"Berapa banyak yang sakit parah, berapa yang di ICU, berapa perlu diintubasi oksigen, dan sebagainya. Ini seperti bagaimana kita sekarang memantau influenza."

"Kita tidak dapat memberantasnya, tetapi kita dapat mengubah pandemi menjadi sesuatu yang tidak terlalu mengancam, seperti influenza, penyakit pada tangan, kaki dan mulut, atau cacar air guna melanjutkan hidup."

 

2 dari 2 halaman

Target Vaksinasi COVID-19 di Singapura

Singapura ingin targetkan dua pertiga dari populasi mendapat suntikan pertama mereka awal bulan ini.

Para menteri menambahkan: "Bukti awal menunjukkan bahwa dengan vaksinasi, kita dapat menjinakkan COVID-19.

"Vaksin sangat efektif dalam mengurangi risiko infeksi sekaligus penularan. Bahkan jika Anda terinfeksi, vaksin akan membantu mencegah gejala COVID-19 yang parah."

"Kabar buruknya adalah COVID-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengannya di tengah-tengah kita."

Rincian lengkap dari peta jalan belum diungkapkan, tetapi para menteri menyarankan langkah-langkah seperti gaya breathalyser, lebih banyak perawatan terapeutik dan tanggung jawab pribadi yang lebih besar harus dilakukan.

Usulan Singapura bisa menjadi tanda awal dunia mulai hidup dengan COVID-19 setelah lebih dari satu tahun pembatasan di seluruh dunia.