Sukses

Ilmuwan AS Laporkan Suar Matahari, Akan Ganggu Sistem Telekomunikasi di Bumi?

Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS mengabarkan bahwa terjadi ledakan suar matahari besar.

Liputan6.com, New York - Suar besar dari siklus matahari meletus, demikian laporan dari peneliti di Amerika Serikat.

Dikutip dari CNN, Kamis (8/7/2021), pada Sabtu 3 Juli 2021, suar matahari terjadi di bintik matahari AR2838 menurut Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS.

Para peneliti di pusat tersebut mengukur intensitas semburan matahari dalam skala, dengan semburan api kelas A menjadi yang terkecil dan semburan api kelas X menjadi yang terbesar.

Mereka mengklasifikasikan suar yang terjadi sebagai X1 -- kategori suar matahari terbesar.

Menurut Bill Murtagh, koordinator program di pusat itu mengatakan bahwa suar matahari adalah letusan besar radiasi di permukaan matahari.

"Kita berbicara energi yang setara dengan jutaan bom hidrogen 100 megaton yang meledak pada saat yang sama," kata Murtagh.

Pelepasan energi yang begitu besar dapat dirasakan di Bumi -- walau berjarak lebih dari seratus juta kilometer.

Suar matahari dianggap sebagai bagian dari "cuaca luar angkasa", kondisi yang mempengaruhi ruang angkasa di sekitar Bumi yang biasanya disebabkan oleh mathari.

Hal itu terkadang disertai dengan lontaran massa koronal, gelembung plasma magnetik yang bisa mencapai Bumi.

Menurut Murtagh, jika energi itu masuk ke Bumi, hal tersebut dapat mempengaruhi komunikasi frekuensi tinggi dan pada kesempatan langka, sistem penentuan posisi global (GPS) dan satelit.

 

2 dari 3 halaman

Matahari Sudah Capai Intensitas Suar

Matahari melewati siklus matahari sebelas tahun di mana tingkat aktivitas suar berfluktuasi.

Siklus 25 dimulai pada Desember 2019 dengan solar minimum -- sebuah periode ketika matahari masih aktif, tetapi lebih tenang dan memiliki lebih sedikit bintik matahari.

Aktivitas itu perlahan-lahan akan meningkat dan mencapai maksimum matahari -- saat ada banyak bintik matahari -- pada Juli 2025.

Gerhana matahari total akan melintasi Amerika Utara pada April 2024, yang mungkin menawarkan pada ilmuwan kesempatan untuk mengamati aktivitas matahari, seperti letusan matahari atau bintik matahari, selama hal itu berlangsung.

Dalam siklus matahari yang khas, Murtagh mengatakan para peneliti biasanya melihat sekitar 150 suar yang mencapai intensitas suar pada 3 Juli 2021.

Namun, mungkin ada sekitar 1.500 suar yang lebih kecil pada periode yang sama, tambahnya lagi.

"Kelompok bintik matahari ini dapat bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, jadi kami ingin melihat apakah itu kembali dua minggu kemudian," kata Murtagh.

 

Reporter: Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19