Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 ini membuat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terlihat lebih sibuk dari biasanya. Berupaya melakukan diplomasi terutama dalam hal vaksin COVID-19.
Sebagai diplomat karir, pada masa ini beliau juga tetap harus pergi ke luar negeri, bicara dengan banyak orang, menerima tamu-tamu di Kementerian Luar Negeri(Kemlu).
Kendati semua dilakukan sesuai protokol kesehatan (prokes), kekhawatiran akan tertular virus COVID-19 tetap saja muncul. Hal itu juga dirasakan oleh Menlu Retno Marsudi.
Advertisement
"I wish I could stay at home selama pandemi. Tetapi tidak bisa," kata Menlu Retno dalam acara A Conversation by Menlu Retno Marsudi with Women Chief Editors, 9 Juli 2021.
"Harus ada orang-orang yang harus terus bekerja untuk menjamin keberlangsungan hidup orang banyak, orang lain," imbuh Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia itu.
Menlu Retno menjelaskan bahwa ia traveling terutama untuk mencari vaksin COVID-19. "Mungkin saya masuk dalam kategori, dalam konteks (diplomasi) mencoba mencari akses vaksin."
Meski aktivitas selama pandemi COVID-19 ini terbilang padat, Menlu Retno terlihat tetap sehat dan bugar. Apa rahasia tangguhnya?
"Yang saya lakukan, terutama adalah prokes. Saya berusaha mematuhi secara ketat, misalnya selama di dalam pesawat," tuturnya.
"Tak hanya (memakai) satu masker, tapi dobel atau memakai masker N95. Juga memakai sarung tangan. Apapun yang bisa saya lakukan untuk mengurangi risiko tertular, saya lakukan," paparnya lagi.
Mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu juga menuturkan bahwa teori kesehatan menyebut olahraga bisa membantu diri tetap bugar selama pandemi COVID-19. Dan hal itu lah yang ia terapkan.
"Kemudian olahraga. Olahraga rutin lari satu jam sehari. Makanan saya juga sangat sehat, saya tidak makan karbo, gula, dll. Jadi sebenarnya, itu-itu saja," ungkapnya.
Menlu Retno Marsudi, perempuan kelahiran Semarang itu mengatakan bahwa risiko tertular COVID-19 pasti ada. Apalagi tidak mungkin memastikan seseorang yang ditemui tak membawa virus tersebut.
"Tapi insyaallah, semoga saya tetap diparingi (diberi: Bahasa Jawa) sehat," pungkasnya.
Diplomasi Vaksin COVID-19 Indonesia ke Negara Asing
Demi mencukupi kebutuhan vaksin COVID-19, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan, siang malam Pemerintah Indonesia terus berdiplomasi. Upaya ketersediaan vaksin COVID-19, Indonesia bekerja sama secara bilateral dan multilateral.
Penguatan kerja sama kesehatan tetap menjadi sorotan utama dalam pertemuan bilateral maupun multilateral yang Indonesia lakukan. Sejumlah negara telah sepakat membantu Indonesia dalam hal penangangan pandemi COVID-19. Terbaru dengan Rusia. Â
Indonesia dan Rusia tengah berupaya mengatasi bersama pandemi COVID-19. Salah satunya dengan berencana vaksinasi COVID-19.
Untuk mengintensifkan hubungan kedua negara, sudah tandatangani Plan of Consultation (Rencana Konsultasi) antara dua Kementerian Luar Negeri kita untuk periode 2021-2023.
"Dalam pertemuan itu kami membahas bagaimana kami memperkuat kerja sama dijangka pendek dan dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, tentunya masalah pengadaan vaksin (COVID-19), terapeutik dan diagnostik tetap menjadi prioritas," ujar Menlu Retno dalam Press Briefing virtual, Selasa (6/7/2021).
Menurut Menlu Retno, Rusia menyampaikan komitmennya untuk memperkuat jangka pendek kerja sama. Semua kerja sama akan sesuai dengan panduan dari kedua negara juga otoritas kesehatan serta WHO.
Dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri di ASEAN dengan Rusia digelar secara virtual hari yang sama, Menlu RI Retno Marsudi juga mendorong penguatan kerja sama dalam sektor kesehatan, khususnya penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, usai menghadiri pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Sigrid Kaag di Den Haag pada Kamis (1/7), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan bahwa pemerintah Belanda akan memberikan bantuan vaksin COVID-19 ke Indonesia sebesar 3 juta dosis -- namun tak disebutkan vaksin produksi perusahaan apa.
Saat ke Yordania Februari lalu, Menlu Retno Marsudi membahas hubungan bilateral, termasuk soal, preferential trade agreement, pupuk dan vaksin COVID-19. Menlu Retno menolak tegas tendensi nasionalisme vaksin.
Menurutnya, dunia hanya bisa mengalahkan pandemi melalui kerja sama. Pandangan itu turut Menlu Retno sampaikan ke Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.
Baca:Â AS, China hingga Jepang, 9 Negara Penyuplai Vaksin COVID-19 untuk Indonesia
Advertisement