Liputan6.com, Jakarta - Total infeksi Virus Corona  COVID-19 di seluruh dunia pada hari Minggu per pukul 11.00 WIB telah mencapai 186.410.350 kasus, berdasarkan data Johns Hopkins University.
4.024.946 orang di dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, Minggu (11/7/2021).
Baca Juga
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan ada 3.413.405.891 orang yang sudah menerima suntikan vaksin COVID-19 di seluruh dunia.
Advertisement
Infeksi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, telah mencapai 33.847.474, dengan 607.135 kematian.
Berikut adalah negara dengan kasus infeksi Virus Corona COVID-19Â terbanyak di dunia setelah AS:Â
India: 30.795.716 kasus, dengan 407.145 orang meninggal dunia akibat Virus Corona.
Brasil: 19.069.003 kasus, dan 532.893 kematian.
Prancis: 5.870.463 infeksi, dengan 111.511 kematian.
Rusia: 5.688.807 infeksi, dengan 139.896 kematian akibat COVID-19.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Australia Laporkan Kematian Pertama Akibat COVID-19 Tahun Ini
Australia melaporkan kematian pertama akibat Virus Corona tahun ini pada Minggu (11/7) dan rekor 77 kasus baru di negara bagian New South Wales, yang sedang berjuang melawan wabah varian Delta.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales, Gladys Berejiklian mengatakan jumlah di dalam dan sekitar kota Sydney, yang sudah dilockdown ketat, diperkirakan akan meningkat.
"Saya akan terkejut jika kasus mencapai kurang dari 100 besok, dari tambahan kasus baru," kata Berejiklian dalam konferensi pers yang disiarkan stasiun televisi lokal.
Pada Sabtu (10/7) Australia mencatat 50 kasus tambahan, rekor tertinggi sebelumnya.Â
Dari kasus baru COVID-19 yang tercatat pada Minggu (11/7), 33 pasien adalah mereka yang telah berkumpul dengan orang lain. Hal ini meningkatkan kemungkinan pemberlakuan lockdown tiga minggu untuk lebih dari 5 juta orang di Sydney dan sekitarnya untuk diperpanjang.
"Mengingat di mana kita berada dan mengingat lockdown seharusnya dicabut pada hari Jumat, semua orang dapat mengatakan itu sangat tidak mungkin pada tahap ini," imbuh Berejiklian.
Advertisement