Sukses

Ajang Ratu Kecantikan Thailand Dinilai Picu Klaster COVID-19 Baru, Investigasi Digelar

22 infeksi COVID-19 muncul dari acara kontes Miss Grand Samut Sakhon di Thailand.

Liputan6.com, Bangkok - Ratu kecantikan Thailand yang ambil bagian dalam kontes bulan lalu terancam tuntutan pidana karena tidak mengenakan masker. Polisi memperingatkan Minggu 11 Juli, setelah 22 infeksi COVID-19 muncul dari acara tersebut.

"13 kontestan dan sembilan lainnya yang terkait dengan kontes Miss Grand Samut Sakhon, yang diadakan di Bangkok akhir Juni, dinyatakan positif terkena virus COVID-19," kata petugas seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (12/7/2021).

Thailand sedang bergulat dengan gelombang infeksi ketiga yang mematikan. 9.539 kasus baru diumumkan Sabtu 10 Juli dengan 86 kematian.

"Kemungkinan ada banyak orang yang terlibat dalam kontes tersebut termasuk kontestan yang melanggar aturan dan peraturan," kata Piya Tawichai, wakil komisaris polisi metropolitan kepada wartawan di Bangkok, Minggu 11 Juli.

Penyelenggara mengklaim telah mendapat izin untuk mengadakan acara tersebut, tetapi harus mematuhi 20 aturan khusus, termasuk pemakaian masker, kata polisi.

"Orang-orang yang menghadiri kontes dan tidak memakai masker juga (melanggar) keputusan darurat dan undang-undang pengendalian penyakit," kata Piya.

Penyelenggara dan peserta kontes tingkat provinsi sedang diselidiki dan dapat menghadapi kemungkinan tuntutan pidana, tambah pihak berwenang Thailand tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Bukti Foto di Facebook

Menurut sejumlah foto di halaman Facebook acara tersebut, menunjukkan para finalis mengenakan gaun dan selempang penghargaan, tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak.

Pihak penyelenggara kontes kini tengah diburu komentarnya.

Akhir pekan lalu, pemerintah Thailand mengumumkan jam malam di Bangkok dan sembilan provinsi hotspot lainnya, yang mulai berlaku pada hari Senin, melarang orang keluar antara jam 09.00 malam dan 04.00 pagi.

Thailand telah mendaftarkan total 336.371 kasus dan 2.711 kematian. Sebagian besar infeksi telah terjadi sejak April.

Negara ini dengan cepat kehabisan tempat tidur perawatan rumah sakit. Pemerintah Thailand menghadapi protes karena peluncuran vaksin yang lambat dan pengujian terbatas.