Liputan6.com, Hanoi - Vietnam memberikan vaksin COVID-19 kepada non-government organizations (NGO) yang berada di Honai. Langkah itu mendapat apresiasi dari badan amal.
"Vietnam sedang menjadi yang terbaik hari ini. Pemerintah memanggil semua NGO asing di Hanoi untuk vaksinasi tanpa biaya (meski demikian kami tetap akan memberikan donasi kepada pendanaan vaksin)," ujar pendiri badan amal Blue Dragon, Michael Brosowski, melalui Twitter, dikutip Selasa (13/7/2021).
Advertisement
Kebijakan vaksinasi ini juga disebut sangat efisien dan mendapat banyak bantuan dari sukarelawan.
Brosowski berkata vaksin yang digunakan adalah AstraZeneca. Para anggota Blue Dragon juga mendapatkan panggilan vaksinasi dari pemerintah.
Pada situs resminya, Blue Dragon merupakan yayasan anak yang berdiri pada 2004. Pada 2003, Brosowski yang berasal dari Australia dan teman-temannya sudah mulai mengajarkan matematika, Bahasa, Inggris, seni, dan yoga kepada anak-anak pembersih sepatu. Semakin banyak anak-anak yang ingin belajar juga, sehingga muncul ide Blue Dragon.
Selain membantu anak-anak kurang mampu, Blue Dragon juga aktif melawan anak-anak yang menjadi korban human trafficking. Banyak anak-anak yang mereka tolong seperti yang dijual sebagai buruh, maupun di tempat prostitusi
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Jakarta Babak Belur, Menkes Gencarkan Vaksinasi
Sementara di Jakarta, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa pihaknya tengah mengebut vaksinasi Covid-19, terutama di zona merah seperti DKI Jakarta.
Menkes bahkan menyebut kondisi fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sedang babak belur akibat lonjakan kasus corona.
“DKI Jakarta karena yang sekarang sangat babak belur. Kita lagi agresif sekali melakukan vaksinasi untuk bisa mengurangi beban yang masuk ke rumah sakit, itu sekarang sudah lebih dari 60 persen,” kata Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX secara daring, Selasa (13/7).
Saat ini, Budi menyebut sudah 20 persen atau 37 juta penduduk yang telah mendapat vaksin dosis pertama. Pihaknya memastikan akan mempercepat vaksinasi untuk mewujudkan kekebalan komunal atau herd immunity.
“Vaksinasi kita mempercepat, angkanya tadi pagi 52 juta, Bapak-Ibu, suntik pertamanya 37 juta, 30 juta itu sekitar 20 persen dari target. Jadi per kemarin kita untuk suntik pertama sudah mencapai 20 persen dari target populasinya kita yang 181,5 juta. Karena ini sudah tembus 37 juta suntik pertamanya, yaitu 20 persen dari target populasi,” katanya.
Advertisement