Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa lonjakan kasus Virus Corona di beberapa negara Timur Tengah dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan, ditambah dengan adanya penyebaran COVID-19 varian Delta dan ketersediaan vaksin yang rendah.
Setelah penurunan kasus dan kematian akibat COVID-19 di wilayah Mediterania Timur selama delapan minggu, WHO mengatakan telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam kasus infeksi di Libya, Iran, Irak dan Tunisia, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (15/7/2021).
Baca Juga
Adapun kenaikan tajam kasus COVID-19 diperkirakan terjadi di Lebanon dan Maroko.
Advertisement
Pekan depan, negara-negara di seluruh Timur Tengah akan menyambut liburan Idul Adha, yang secara tradisional mencakup pertemuan keagamaan dan sosial di mana COVID-19 berisiko dapat menyebar.
"WHO khawatir bahwa peningkatan COVID-19 saat ini dapat terus memuncak dalam beberapa pekan mendatang, dengan konsekuensi bencana," kata kantor regional WHO dalam sebuah pernyataan.
"Kurangnya kepatuhan terhadap kesehatan masyarakat dan langkah-langkah penjagaan jarak, juga meningkatnya kepuasan, serta tingkat vaksinasi yang rendah dan penyebaran varian baru, adalah salah satu penyebab," sebut WHO.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Kasus COVID-19 di Mediterania Timur - Timur Tengah Lampaui 11,4 Juta
WHO menyoroti Tunisia sebagai negara dengan tingkat kematian per kapita tertinggi akibat COVID-19 di kawasan dan di Afrika, dan mencatat bahwa kasus harian di Iran mencapai hampir dua kali lipat selama empat pekan hingga awal Juli 2021.
Secara keseluruhan, jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan di wilayah Mediterania Timur, yang meliputi Pakistan, Afghanistan, Somalia dan Djibouti serta negara-negara Timur Tengah, telah melampaui 11,4 juta, kata pernyataan WHO.
Lebih dari 223.000 kematian telah dilaporkan, tambah WHO.
Advertisement