Sukses

WHO: COVID-19 Varian Delta Bakal Jadi Galur Dominan di Dunia Beberapa Bulan ke Depan

WHO memperingatkan galur Delta kemungkinan akan menyebar ke lebih banyak negara dan akan menjadi bentuk COVID-19 yang dominan "dalam beberapa bulan mendatang."

Liputan6.com, Jenewa - Salah satu varian Virus Corona COVID-19 yang paling jadi sorotan karena kecepatan penularannya adalah varian Delta. Saat ini, varian tersebut telah diidentifikasi di 111 negara, wilayah, atau area.

Mengutip Xinhua News dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu 14 Juli 2021, varian Delta tersebut berpotensi menjadi galur COVID-19 yang dominan di seluruh dunia, menyebabkan peningkatan kasus dan kematian baru.

"Afganistan, Nigeria, dan Ekuador termasuk di antara 15 negara yang melaporkan kasus varian Delta pertamanya yang sangat menular dalam sepekan terakhir," kata WHO dalam siaran pers.

WHO memperingatkan galur Delta kemungkinan akan menyebar ke lebih banyak negara dan akan menjadi bentuk COVID-19 yang dominan "dalam beberapa bulan mendatang."

Menurut data WHO, kasus COVID-19 melonjak dalam sepekan terakhir di seluruh dunia.

2 dari 2 halaman

Menkes: Ledakan Varian Delta Sudah Menyebar ke Luar Pulau Jawa

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, ledakan varian delta COVID-19 tidak lagi hanya terkonsentrasi di pulau Jawa. Budi mengatakan, varian delta sudah mulai menyebar ke luar Jawa.

"Beberapa provinsi itu sudah sangat tinggi karena ledakan dari varian delta tidak merata sekarang. Mereka terkonsentrasi di Jawa dan kita sudah melihat mereka sudah mulai menyebar ke luar Jawa," ujar Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7/2021).

Varian delta COVID-19 itu sudah menyebar ke daerah-daerah yaitu, Lampung, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Papua Barat, Kepulauan Riau, dan Bengkulu.

"Jadi Lampung, kalimantan timur, Sumsel, Papua Barat, Kepri dan Bengkulu sekarang sudah masuk di radar kita di luar rumah sakit di Jawa," ujar Budi.

"Kalau kita amati penyebarannya, dan laju peningkatannya ini ciri-ciri varian dari mutasi delta," sambungnya.

Budi mengingatkan semua pihak untuk membatasi mobilitas masyarakat. Penanganan COVID-19 di hilir tidak akan menyelesaikan masalah selama di hulunya tidak dibenahi.