Liputan6.com, Jakarta - Satu tahun lebih sudah pandemi Virus Corona COVID-19 menghantam dunia, termasuk China yang disebut-sebut sebagai lokasi pertama wabah muncul. Tapi belakangan, infeksi harian di Negeri Panda itu justru terbilang masih bisa diatasi, sementara sejumlah negara mengalami kenaikan kasus amat pesat.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Baca Juga
Perihal tersebut, Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian pun mengungkap alasan di balik penanganan pandemi COVID-19 yang telah dilakukan oleh pemerintahnya.
Advertisement
"(yang pertama) Dengan upaya bersama pemerintah dan rakyat Tiongkok. Saat ini pada umumnya penanganan COVID-19 di Tiongkok dijalankan dengan baik. Penanganan COVID-19 dalam negeri saat ini berada dalam fase normal," ujar Dubes Xiao Qian dalam konferensi pers virtual yang digelar Kamis (15/7/2021).
Selain itu, Dubes Xiao Qian juga membeberkan bahwa upaya vaksinasi COVID-19 menjadi salah satu tolak ukur yang membuat kondisi pandemi di negaranya terbilang kondusif.
"Untuk mengatasi perubahan situasi pandemi, pemerintah Tiongkok terutama mempercepat vaksinasi. Sampai dengan saat ini sekitar 1,4 miliar vaksin Tiongkok telah disuntik. Sampai akhir Desember tahun ini, diperkirakan akan ada 70 persen dari populasi total warga Tiongkok akan divaksinasi," bebernya.
Dubes Xiao Qian juga mengatakan bahwa upaya kedua yang membuat kondisi pandemi China terkontrol, adalah pemerintahnya terus menyempurnakan penanganan COVID-19 di fase normal.
"Pemerintah menganjurkan rakyat untuk terus memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak aman serta dilaksanakan pengukuran suhu badan dan pemeriksaan petugas kesehatan di tempat umum," tuturnya.
Ia melanjutkan, bahwa upaya ketiga adalah menangani klaster kasus COVID-19 yang terjadi di beberapa daerah secara efektif.
"Pemerintah daerah mengambil tindakan seperti tes asam nukleat seluruh residen. penanganan di tingkat komunitas, isolasi dan lain-lain. secara efektif mencegash COVID-19 menular dalam skala besar."
Tak hanya membenahi kondisi pandemi di dalam negeri, Dubes China untuk Indonesia itu juga mengatakan ada upaya mencegah penularan COVID-19 dari luar negeri yang juga dilakukan. Ini adalah upaya keempat menangani pandemi ala China.
"Orang yang masuk ke wilayah Tiongkok wajib menjalani isolasi 14+ hari. Pemerintah membuat karantina, inspeksi barang impor khususnya kemasan makanan dalam rantai dingin atau cold chain food. Serta pemantauan terhadap varian baru virus," pungkasnya.
Memperhatikan Warganya di Luar Negeri
Selain itu, kata Dubes Xiao Qian, pemerintah China juga sangat peduli dengan keamanan dan kesehatan warga negaranya di luar negeri.
"Pada Maret tahun ini, pemerintah Tiongkok meluncurkan program Tunas Musim Semi atau spring sprout program, sampai sekarang sudah membantu lebih dari 1,7 juta warga negara Tiongkok di luar negeri, menerima vaksin Tiongkok maupun vaksin negara lain di 160 negara," paparnya lagi.
Menurutnya, dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini pemerintah China selalu mementingkan kerja sama internasional.
"Khususnya kerja sama vaksin. Setelah pandemi, pemerintah Tiongkok bekerja sama dengan WHO serta masyarakat internasional melawan pandemi dengan sikap terbuka, transparan, ilmiah dan bertanggung jawab," tegasnya.
Advertisement