Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI menanggapi upaya pemulangan WN Jepang dari Indonesia yang disponsori oleh negara bersangkutan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengatakan, evakuasi yang dilakukan oleh pemerintah Jepang merupakan bentuk perlindungan terhadap warga negaranya.
Saat dimintai konfirmasi bagaimana respon pemerintah Indonesia selanjutnya, Jubir Kemlu menyebut tak ada yang perlu ditanggapi lantaran sudah dipaparkan jelas oleh pihak Jepang.
"Tidak ada yang perlu ditanggapi. Seperti yang kita sama-sama baca dari keterangan pihak Jepang, kepulangan tersebut dilakukan secara mandiri," ujar Teuku Faizasyah.
Advertisement
"Dan juga diorganisair oleh pihak swasta Jepang," tambahnya.
Pemerintah Jepang memulangkan warganya dari Indonesia mulai Rabu (14/7/2021). Langkah tersebut diambil karena penyebaran varian COVID-19 delta di Indonesia yang kian melonjak.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Sato berkata, pemerintah akan mendukung adanya penerbangan khusus bagi warga yang ingin pulang dari Indonesia akibat lonjakan kasus COVID-19.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah Jepang ini mengingatkan kita pada kasus COVID-19 di Wuhan, China.
Kala itu Wuhan jadi lokasi yang melakukan lockdown, dan banyak warga yang mesti berdiam diri di rumah. Termasuk ratusan WNI yang tinggal di sana.
Â
Pemulangan WNI
Pada Februari 2020, sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020) siang.
Pesawat pertama mendarat sekitar pukul 11.12 WIB. Mereka dibawa tiga pesawat, yaitu pesawat Hercules C130, pesawat Boeing 737-400, dan satu pesawat milik TNI AU.
Menteri Kesehatan kala itu, Terawan Agus Putranto menegaskan jumlah WNI yang tiba di Natuna adalah 238 orang. Ada tujuh orang yang batal diterbangkan ke Tanah Air dengan sejumlah alasan.
"Sebelum diterbangkan ke Indonesia, mereka sudah diperiksa dan dinyatakan sehat. Demikian pula di Indonesia, satu demi satu tahapan mesti kita kerjakan sesuai arahan WHO (Badan Kesehatan Dunia) agar bisa dipastikan semuanya dalam kondisi sehat," ujar Terawan.
Advertisement